Search

Monday, November 24, 2014

MOSSAD BAGIAN DUA PERANG ENAM HARI

|<<<<< kembali ke  BAB II Penculikan Adolf Eichmann

BUKU MOSSAD MENGUAK TABIR DINAS INTELEJEN ISRAEL (DENIS EISENBERG, ELI LANDAU DAN URI


BAGIAN DUA
PERANG ENAM HARI


Pada hari, 5 juni 1967, meletuslah perang di timur tengah ketika pasukan Israel melancar serangan Preemtif (serangan yang dilakukan mendahului serangan musuh dengan tujuan untuk melemahkan dayya serang musuh demi mempertahankan diri.  Serangan ini hanya berlaku jika musuh diperkirakan akan menyerang dan biasannya sangat kotroversial) terhadap target-target militer di Mesir dan selanjutnya di Suriah, Irak dan Yordania.
Perang ini berakhir dalam enam hari. Pasukan Israel telah menawan ribuan pasukan mesir di Sinai dan menghancurkan begitu banyak kendraan lapis baja. Mereka telah maju hingga hanya beberapa kilometer dari damaskus dan merebut kembali kota yerusalem lama dari yordania.
Dunia di kejutkan oleh kecepatan dan ketepatan Israel dalam menggilas musuh-musuh mereka yang lebih bayak dan lebih kuat. Yang diketahui orang adalah, bahwa Israel telah mempersiappkan serangan macam ini selama bertahun-tahun sebelumnya. Dengan sangat hati-hati dan sangat rahasia, Israel telah mengumpulkan lebih banyak informasi tentang daya serang musuh. Dengan demikian, ketika perang benarr-benar meletus, Israel memanfaatkan pengetahuannya yang lebih unggul untuk menggantikan kekuatan militer mereka yang lebih lemah.
Penghargaan dalam memperoleh informasi seperti itu harus diberikan kepada Mossad. Ketiga kisah ini hanya menceritakan beberapa dari hasil kerja mereka, pergolakan-pergolakan kecil dalam beberapa gerakan-geraan rahasia yang membantu memenangkan perang enam hari sebelum satu tembakan pun diletuskkan.



Bersambung ke Bab IV Mencuri Pesawat MiG-21 Irak

Monday, November 17, 2014

BAB I DUA ORANG BERNAMA ISSER

|<<<< kembali ke halaman utama buku

 BUKU MOSSAD MENGUAK TABIR DINAS INTELEJEN ISRAEL (DENIS EISENBERG, ELI LANDAU DAN URI


BAB I DUA ORANG BERNAMA ISSER


Pada juli 1948, tiga tahun sebelum mossad di bentuk, suatu peristiwa sangat penting bagi masa depan organisasi ini tengah berlangsung di Beit  Je’ez, suatu desa arab kecil yang terletak dii jalan di antara Tel Aviv dan yerusalem. Beberapa orang penghuni desa, hampir seluruhnya terdiri dari anak-anak, laki-laki tua, dan para wanita yang tetap tinggal di sana meskipun terjadi pertempuran hebat hingga berminggu-minggu sebelumnya, menonton peristiwa aneh ini dengan penuh keheranan.
Di sana, di lapangan berbatu di muka sebatang pohon zaitun berusia 4 ratus tahun berdirilah seorang tawanan yang diborgol, jelas-jelas ia adalah seorang Yahudi
Di hadapannya 6 orang pria bersenjata membentuk barisan tak teratur salah seorang diantara mereka memiliki sepucuk senapan buatan inggris, seorang lagi membawa sepucuk senapan mesin buatan Cekoslowakia dan 2 orang lainnya membawa barang-barang yang pantas dimasukan ke museum serta pernah melihat  matahari Jerman tepat sebelum perang dunia 1, beberapa orang dari ke-6 tentara ini mengenakan pakaian kepar kumal yang lain mengenakan jaket olahraga, dan seorang lain lagi mengenakan pakaian yang sangat di banggakan, yaitu “seragam ski tentara rusia”.
Keenam tentara yang pakaiannya beraneka ragam ini adalah anggota-anggota Zahal, angkatan bersenjata Israel yang baru diibentuk.
Para penghuni desa Beit Je’ez tak mendapati sesuai yang luar biasa ketika melihat tentara-tentara bersenjata ini. Proklamasi kemerdekaan Israel yang terjadi hanya beberapa minggu sebelumnya, yatu pada 14 mei, telah menimbulkan peperangan sengit antara Negara baru ini dengan tentara-tentara penyerbu dari Yordania, Suriah, Irak, Mesir dan Libanon. Para penghuni desa-desa Palestina dan para gerlyawan bergabung dalam perang ini di bawah satu slogan, yaitu “Bunuh Semua Orang Yahudi”.
Pada 11 juni, gencatan senjata di umumkan, namun hal itu ternyata hanya sekedar siasat untuk menarik napas. Pasukan-pasukan Arab kembali menyusun barisan untuk mengadakan seragan baru. Israel, dibawah pimpinan David Ben-Gurion, berusaha mengatur diri. Senajata, perbekalan, dan imigran-imigran baru mengalir masuk ke Israel, banyak diantara mereka adalah orang-orang yang pernah menghuni kamp-kamp konsentrasi. Berbagai pasukan bawah tanah digabung menjadi 1 angkatan bersenjata meskipun ada keberatan dari beberapa anggotanya
Namun, di bukit-bukit sekitar jalan dari Tel Aviv ke Yerusalem, pertempuran tak pernah berhenti. Setelah terjadi beberapa pertempuran paling sengit, kota Yerusalem lama jatuh ke tangan Raja Abdullah dari Yordania.
Isser Be'eri
Untuk membawa makanan dan senjata kepada orang-orang yang mempertahankan bagian kota yang masih dikuasai orang-orang Yahudi iring-iringan mobil lapis baja hasil rekayasa berisi senjata dan perbekalan harus menanggung hujan peluru untuk melewati jalan-jalan dari Tel-Aviv ke Yerusalem.
Pasukan-pasukan arab yang berpangkalan di bukit-bukit disekitar jalan itu melepaskan berondongan peluru yang tak henti-hentinya setiap kali kendaraan pengangkut perbekalan berusaha lewat. Untuk membokong para penyerang, kelompok-kelompok tentara yahudi bertempur melawan gerombolan-gerombolan desa arab bersenjata di bukit-bukit dan bunyi tembakan terus terdengar dimana-mana.
Tetapi, diantara puing-puing desa  Bet Je’es, seregu tentara Israel hendak melaksakan eksekusi terhadap salah seorang warga Negara mereka.
Satu jam sebelumnya, seorang perwira senior tiba disana dan memberitahu komandan setempat untuk menyusun regu tembak yang akan menghukum mati seorang pengkhianat. Operasi-operasi pembersihan pasukan musuh dii tunda dan setengah lusin orang di pilih di antara ke enam orang itu, dua orang diminta untuk tak ambil bagian mereka di gantikan oleh dua orang lainnya. Sekarang, di lapangan gersang berbatu, pelaksana hukuman mati menghadap si terdakwa, kapten Meiyer Tobiansky dengan perasaan enggan.
Orang-orang Zahal yang melihat adegan ini tertegun sejenak. Dari satu kelompok ke kelompok lainnya, terdengar sayup-sayup seruan tak percaya : “lihatlah tindakan yang  mereka lakukan terhadap orang yahudi pengkhianat!”. Hati mereka berat, pengkhiatan atau bukan, Tobianski adalah orang yahudi juga, ia telah lama mengabdi dengan baik dalam pasukan Haganah. Ketika regu tembak membidik, pengabdian itu tak diperhitungkan. Semua orang yang melihat terdiam seribu bahasa, baik orang-orang arab maupun orang-orang yahudi.
Dua tembakan menggelegar dan tubuh Meiyer Tobianski yang tak bernyawa terjungkal ke tanah. Darah membasahi bajunya dan mengalir ke tanah gersang di desa Beit Je’ez. Ia terkapar di sana untuk beberapa lama, tertelungkup dekat sebatang pohon kaktus kemudian, para tentara membawa ke lereng bukit yang jauh dari desa untuk dikuburkan secara rahasia. Tak lama kemudian, merekapun kembali melakukan tugas-tugas rutin.
Ketika berita kematian Tobianski sampai ke telinga Isser Be’eri, ia menulis “misi telah dilaksanakan” dalam buku hariannya.  Be’eri adalah orang memerintahan hukuman mati itu.
Lahir di Polandia pada tahun 1901, Be’eri (yang sebenarnya bernama Bernzwig) datang ke palestina sebagai perintis muda berusia 20 tahun. Setelah bekerja sebagai buruh kasar di Haifa ia mendirikan perusahan kontraktornya sendiri, namun bangkrut dalam setahun, karena kecewa ia kembali ke polandia, namun tak lama sesudahnya ia kembali ke palestina.
Pada tahun 1938, Be’eri menjadi pejuang bawah tanah purna waktu. Perintis yang tinggi ramping ini bekerja dengan baik dan orangnya cepat tanggap. Pada tahun 1948, ketika Negara Israel memperoleh kemerdekaan, ia sudah berpangkat letnan kolonel dan menjadi pemimpin Shai, cabang intelejen Haganah. Dalam tugasnya, terutama mengenai masalah keamanan, ia di kenal sebagai seorang perwira yang cemerlang.
Perang kemerdekaan membuat Be’eri dan orang-orang dibawah komandonya menghadapi sangat banyak masalah. Ia harus senantiasa memperluas jaringan agen-agennya yang bertugas memberitahukan gerakan-gerakan dan strategi-strategi pasukan musuh. Waktu tidurnya hanya sedkit dan ia berada dibawah tekanan yang sangat besar dai berbagai pihak.
Persoalan menjadi semakin rumit dengan ditemukannya kebocoran dalam masalah keamanan di yerusalem. Satuan-satuan altileri Yordania yang ditempatkan di bukit-bukit yang menghadap ke yerusalem berkali-kali melepaskan berondongan maut terhadap instalasi-instalasi militer penting milik Israel. Bahkan, ketika satuan-satuan pertahanan kota bergerakk secara rahasia dalam kegelapan malam menempati posisi baru, peluru-peluru tentara yordania akan menghujani mereka pada dini harinya.
Tak ada lagi keraguan mengenai hal itu : Terdapat mata-mata di tengah-tengah pasukan Israel yang memberikan informasi akurat kepada pasukan artileri musuh setiap beberapa jam sekali.
Ben-Gurion memanggil kepala dinas intelejennya. Dalam tiga kalimat singkat, ia mengemukakan fakta ini kepada Be’eri yang setia dan menambahkan dengan kasar: “Apa yang selama ini kalian kerjakan? Temukan mata-mata itu segera”.
Tugas menutup kebocoran rahasia keamanan ini menjadi prioritas utama. Bahkan, setelah gencatan senjata di umumkan. Keadaannya sangat genting karena pertempuran pasti akan  dilanjutkan segera setalah kedua belah pihak dipersenjatai kembali.
Akhirnya kecurigaan jatuh pada Meir Tobianski. Sebelum bergabung dengan bergabung dengan Haganah, ia menjadi anggota angkatan bersenjata inggris dan diketahui sering pergi minum-minum bersama perwira Inggris. Melalui mereka, Tobianski dapat menyampaikan informasi kepada orang-orang yordania dengan mudah.
Pada 30 Juni, Be’eri menerima laporan tentang Tobianski, yang berupa potongan-potongan inormasi yang dikumpulkan dari lapangan dan satu laporan intelejen standar.
Ia memerintahkan Tobianski di tahan.
Pada dini hari berikutnya, sekelompk agen  rahasia menjemput Tobianski di rumahnya. Ia memberitahu istrinya, Lena, bahwa ia hanya akan pergi beberapa jam.
Jelas bahwa ia tak tahu sedikit pun tentang tuduhan yang diihadapinya. Pada “pengadilan militer” ad Hoc yang segera dilaksanakan, ia di interogasi selama beberapa jam oleh sekelompok perwira senior Israel. Si terdakwa mengaku bahwa ia memang bergaul dengan tentara inggis dan banyak diantara mereka yang menjadi teman-teman akrabnya.
Tetapi ia menyangkal telah melakukan kegiatan mata-mata untuk inggris, serta membantah keras bahwa teman-teman minumnya telah menyampaikan informasi tentang posisi pasukan Haganah kepada tentara yordania.
Secara singkat, “pengadilan militer” menolak pembelaannya, dan beberapa jam kemudian, tubuh Meir Tobianski sudah terkapar di lapangan gersang di luar desa Beit Je’ez.
Lena Tobianski segera melapor ke polisi bahwa suaminya hilang, tentu saja mereka tidak bisa menduga di mana ia berada. Usaha-usaha untuk mencari tahu melalui teman-teman dalam angkatan bersenjata juga tidak membuahkan hasil.
Akhirnya, berita resmi tentang kematian muncul dalam surat kabar. Ia di hukum mati karena membocorkan informasi kepada pihak musuh, demikian bunyi berita itu.
Karena sangat yakin bahwa suaminya tak bersalah, nyonya Tobianski mendatangi semua pihak berwenang yang di ketahuinya untuk meminta bantuan memulihkan nama baik suaminya. Semua orang bersimpati, tetapi tak seorang pun bisa membantu.
Akhirnya, ia menulis surat pribadi kepada Ben Gurion.
Sang perdana menteri sangat sibuk menangani masalah-masalah yang mengelilinginya siang-malam, namun, ia tak dapat mengabaikan tuntutan-tuntutan “ketidakadilan mengerikan” dari wanita malang itu. Di kemudian hari, salah seorang pembantu Ben Gurion mengatakan bahwa sang perdana menteri “benar-benar merasakan adanya sesuatu yanh tidak beres. Ia menyadari hal ini dengan cepat”.
Dalam surat yang di tulis dengan tangannya sendiri, Ben Gurion berjanji kepada Lena Tobianski bahwa bahwa ia akan memperhatikan masalah ini. “Saya tidak dapat mengatakan apa ia bersalah atau tidak” tulisnya. Tetapi ia merasakan adanya sesuatu yang dalam bahasa ibrani di sebut Lo Beseder, yang artinya “tidak beres”. Sang perdana menteri mengatakan kepada wanita itu bahwa penyelidikan resmi akan dilaksanakan, dan sementara itu, Lena dan puteranya akan di urus oleh Negara.
Penyelidikan ini berpuncak pada penahanan Isser Be’eri, orang yang memrintahkan agar Tobianski diadili oleh mahkamah militer.
Ketika dihadapkan ke pengadilan pada agustus 1948, Be’eri bersikeras bahwa ia tak bersalah tas tuduhan-tuduhan bahwa ia bertindak wajar.
“Saya telah mengangkat tiga hakim untuk mengadili Tobianski,” kata Be’eri. Saya bertindak sebagai jaksa penuntut. Mereka mendengarkan bukti-bukti dan menyetujui permohonan saya agar ia di jatuhi hukuman mati. Kami tahu bahwa Tobianski adalah seorang peminum berat dan hidup jauh diatas pendapatannya. Karena kejahatan yang dilakukannya sedemikian berat, hukuman mati harus segera dilaksanakan. Kalian harus ingat bahwa hari ini berlangsung dalam keadaan perang. Perang yang membawa maut. Saya telah melaksanakan tugas
Pengadilan mendengarkan cerita tentang Tobianski yang memohon belas kasihan ketika regu tembak membidikan senjata kearahnya. “Saya telah bekerja untuk Haganah selama dua puluh dua tahun setidak-tidaknya, izinkan saya mengirim pesan untuk putera saya pintanya”.
Permohonan ini di tolak.
Sekarang hakim-hakim yang mengadili Isser Be’eri memutuskan bahwa cara yang dilakukan oleh mahkamah militer darurat itu sama sekali tidak sah. Tobianski tak diberi hak dasar untuk didampingi seorang pengacara untuk membelanya. Keputusan mahkamah itu pun tak diteguhkan oleh badan yang lebih tinggi dan si tertuduh tak diperkenankan naik banding. Buku petunjuk,
Namun, pengadilan juga tahu bahwa peristiwa ini terjadi pada masa yang sangat sulit. Baik Be’eri maupun Tobianski adalah korban-korban hysteria mata-mata yang berlangsung waktu itu. Ketegangan semakin di perparah karena tidak adanya pedoman bertindak. Tak ada preseden, tak ada tradisi yang bisa dijadikan panduan akan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap seseorang yang diicurigai sebagai pengkhianat.
Isser Be’eri pun bukan seorang jahat. Ia benar-benar mengabdikan diri pada tugasnya. Patriotismenya tidak diragukan lagi. Tak terdapat satupun tanda-tanda kebobrokan yang pernah dilakukannya. Jelas bahwa ia memerintahkan pelaksanaan hukuman mati terhadap Tobianski karena merasa yakin bahwa orang itu mata-mata.
Meskipun demikian, jelas kata majelis pengadilan, keadilan harus ditegakkan. Be’eri diputuskan bersalah, hukumannnya adalah dipenjara mulai matahari terbit hingga terbenam, yang berarti ia bisa luput dari rasa malu karena menginap semalam di penjara.
Namun, bagi orang seperti Isser Be’eri, hukuman itu sama dengan kematian. Meskipun Presiden Chaim Weizmann (1874-1952, presiden pertama israel) mengampuninya dan ia tak pernah meringkuk di balik terali besi, ia merasa dipermalukan di hadapan orang-orang senegaranya. Oleh karena itu, ia terpaksa menarik diri dari kehidupan bermasyarakat dan meninggal pada tahun 1958 sebagai orang yang hati hancur.
Hukuman mati terhadap Meir Tobianski merupakan hal penting dalam sejarah Mossad karena, selain mengakibatkan jatuhnya Isser Be’eri, peristiwa ini juga menyebabkan munculnya orang lain yang akhirnya tidak hanya mengendalikan Mossad, namun seluruh badan intelejen Israel. Orang istimewa ini bernama Isser Harrel, yang telah membuat jauh lebih banyak daripada orang-orang lainnya dalam membentuk Mossad menjadi seperti sekarang ini.
Isser Harrel
Isser Harrel berimigrasi dari  Latvia ke Palestina pada 1930. Keluarganya yang pindah ke Latvia bersamanya dari Vitebsk, Rusia, mendahuluinya pergi ke palestina dua tahun sebelumnya. Ketika bergabung kembali dengan mereka pada usia tujuh belas tahun, Ia sudah memperlihatkan bakat untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat rahasia : Isser, berhasil menyelundupkan sepucuk revolver melewati pemeriksaan bea cukai inggris yang ketat dan keras. Para petugas bea cukai tidak pernah mencurigai pemuda yang tinggi badannya hanya 141 cm, bertelinga sangat besar dan tampak tak berdosa itu sebagai penyelundup senjata.
Segera setelah tiba di palestina, Isser bekerja di suatu Kibbutz (suatu komunitas di pemukiman-pemukiman Israel yang propertinya dimiliki secara kolektif dan penduduknya juga bekerja secara kolektif, biasanya berupa komunitas pertanian, perdagangan, atau industri) dekat Herzliya yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Tel Aviv. Dengan begitu rajin, ia bekerja di sela-sela pohon jeruk hingga dijuluki “Stakhnovitch”, suatu rujukan terhadap seorang buruh tambang batu bara Rusia. Alexei Stakhanov, namanya disamakan dengan produktifitas tinggi. Isser belajar bahasa ibrani dengan cepat namun logat rusianya tak benar-benar hilang. Di antara sesama penghuni-penghuni Kibbutz itu, ia dikenal sebagai orang yang serius dan agak keras.
Sebaliknya, Rivkah, wanita kelahiran Polandia yang dinikahi Isser di Kibbutz, adalah seorang periang yang penuh semangat. Ia gemar menyanyi, menari, dan menunggang kuda. Mereka tinggal di Kibbutz selama lebih kurang tiga belas tahun dan awalnya tinggal di kemah yang di pasang di atas bukit pasir. Pada tahun 1943, mereka meninggalkan Kibbutz, ketika beberapa anggota lain tak bersedia meminta maaf kepada Isser, karena suatu hal yang menurut pendapatnya merupakan penghinaan yang ditujukan kepadanya. Berangkat tanpa harta apapun selain pakaian yang melekat di tubuh, Isser dan Rivkah membangun rumah di Tel Aviv.
Mereka berdua bekerja sepanjang hari, tetapi Isser juga bergabung dengan Haganah, tentara bawah tanah Yahudi yang ketika itu bertempur melawan gerombolan bandit-bandit arab yang berbahaya. Hanya dalam beberapa bulan, ia sudah mendapati dirinya bekerja di unit intelejen.
Isser melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan para atasannya menaikkan pangkatnya. Segera saja ia menjadi pemimpin regu, dan setelah Perang Dunia 2 berakhir, ia menjadi komandan Shai untuk wilayah Tel Aviv. Ia memangku jabatan ini selama beberapa tahun.
Pada masa inilah Isser Harel menjadi dikenal dengan julukan Isser “ Si Kecil”. Tinggi tubuhnyalah yang membuatnya memperoleh julukan ini. Namun, alasan yang lebih penting adalah perlunya membedakan antara ia dengan seorang lain yang juga bernama Isser, yaitu Isser Be’eri. Kedua orang itu sangat terkenal di kalangan tertentu dan kekacauan dalam membedakan keduanya mempersulit percakapan-percakapan di kalangan para pemimpin militer dan intelejen.
Di masa-masa antara perang dunia 2 dan perang kemerdekaan Israel, Isser “si kecil” menjalankan tugas dengan gagah berani dan rajin. Ia mengabdi tanpa syarat kepada Ben Gurion, yang dihormati dan pujaannya tanpa keraguan sedikit pun. Tak heran jika ia berharap bahwa dengan kejatuhan Isser Be’eri dari jabatannya pada desember 1948, ia yang akan diangkat menggantikannya sebagai kepala Shai.
Namun, jabatan itu ternyata jatuh ketangan seorang perwira kelahiran polandia bernama Chaim Herzog dan Isser “si Kecil” harus puas menjadi kepala cabang utama kedua dari badan intelejen Shin Beth, yang bertanggungjawab menjaga keamanan dalam negeri.
Seperti biasa, Isser bekerja dengan rajin pada jabatan barunya ini. Namun, ia adalah seoorang yang arogan dan ambisius, terlalu ambisius untuk merasa puas dalam waktu lama. Segera setalah Ben Gurion melakukan reorganisasi terhadap badan intelejen Israel, Isser “si kecil” mulai melakukan kampanye seorang diri untuk memperoleh kuasa penuh atas seluruh badan intelejen.
Cukup luar biasa bahwa kampanye berhasil. Dalam waktu kurang dari setahun, ia berhasil meyakinkan kepala Mossad untuk mengundurkan diri. Lima bulan kemudian, Isser pun menggantikannya menjadi kepala Mossad. Tak lama kemudian, Isser mengambil alih Aliyah Beth yang waktu itu masih berfungsi. Ia pun segera menjadi ketua komite badan rahasia yang bertanggung jawab mengawasi kegiatan-kegiatan berbagai cabang badan keamanan.
Sekarang Isser, benar-benar menjadi “Memuneh” pimpinan tertinggi dinas-dinas rahasia Israel. Selama lebih dari satu dasawarsa, ia mengendalikan operasi-operasi intelejen nyaris di bawah satu tangan. Hanya bertanggungjawab kepada Ben Gurion, sesungguhnya ia adalah orang terkuat kedua di Israel.
Isser terobsesi akan kerahasiaan, yang berawal dari masa-masa ketika menjaddi komandan Shai untuk wilayah Tel Aviv. Setelah perang dunia 2 berakhir, ia telah mengumpulkan sangat banyak arsip berisi berbagai informasi keamanan dalam negeri, para penjahat perang Nazi, serta segala sesuatu yang menurutnya akan berguna di kemudian hari nanti.
Karena pihak inggris akan menemukan arsipnya yang sangat berharga, Isser menyewa apartemen kecil di Tel Aviv dan membangun selapis dinding bata palsu dengan jalan masuk rahasia. Di sinilah ia menyimpan dokumennya selama berbulan-bulan. Pasukan Inggris menggeledah apartemen itu beberapa kali, namun tak pernah menemukan ruangan kecil ini.
Tetapi itupun belum cukup untuk Isser.
Pada suatu hari, ketika mengendarai mobil berkeliling wilayah pedesaan dekat Tel Aviv, ia melihat sekelompok orang yang tengah membangun apartemen. Hal Ini menimbulkan gagasan di benaknya. Ia menghentikan mobil dan, setelah mendekati pengawas bangunan itu. Setelah berbicara dengan beberapa orang diantara mereka, Isser memanggil satu orang yang menurutnya dapat dipercaya dan memintanya mengerjakan suatu hal kecil.
Ia ingin membuat satu ruangan di tengah-tengah bangunan itu untuk menyimpan arsip-arsipnya. Ruangan itu tidak boleh diketahui siapapun, termasuk orang-orang yang membangun gedung itu dan arsiteknya. Si buruh membuat ruangan itu, dan di sinilah Isser menyembunyikan arsipnya hingga Inggris meninggalkan negeri itu dan hingga ia dapat membangun markas besar yang layak di Jaffa.
Kerahasiaan Isser menjadi semcam legenda. Ada satu anekdot tentang hal ini yang tersebar luas, bahwa pada suatu hari, Isser melambaikan tangan memanggil taxi di Tel Aviv. Ketika sopir taksi menanyakan tujuannya, ia menjawab singkat bahwa tujuannnya adalah rahasia.
Bertahun-tahun tetangga-tetangga Isser tak mengetahui pekerjaannya. Mereka hanya tahu bahwa ia terkait dengan urusan militer. Namun, mereka tak pernah mengetahui tentang badan rahasia yang dipimpinnya maupun pangkatnya yang letnan colonel. Seorang penjaga toko yang pernah melihatnya mengenakan seragam lengkap berkata. “bagaimana mungkin seorang kecil yang pendiam seperti kamu bisa menjadi perwira penting?”
Pada umumnya, para tetangga merasa kasihan terhadap pria agak botak yang sesekali terlihat pergi berbelanja untuk isterinya, yang mereka panggil dengan sebutan “Amazon”. Mereka beranggapan bahwa ia pasti mengalami kesulitan di rumah. Padahal, perlu diketahui, yang pernah memerintahnya hanya isterinya, Rivkah, dan Ben Gurion.
Di kantor Isser “si kecil” berubah menjadi raksasa. Agen-agennya menghormati dan takut kepadanya.
“Jika Isser memandang anda,” kata salah seorang di antara mereka, Anda merasa bagai di penjara”
Yang lain menambahkan : “Ia memiliki mata biru yang tajam dan dingin, yang seolah-olah menembus pikiran anda yang paling dalam bagaikan sebilah pisau tajam. Ia selalau memandang orang dihadapinya secara angsung ke matanya. Ia tak pernah berpaling. Semakin lama ia memandang anda, semakin ia mengancam diri anda”.
“Anda selalu bersalah. Desakan untuk mengalah dan mengaku meski anda tak bersalah dan tak memiliki apa pun untuk diakui, kadangkala tak tertahankan.”
Isser Harel memang berbakat untuk menjadi mata-mata. Selama dasawarsa ketika ia menjadi kepala mata-mata. Israel, Isser telah merencanakan gerakan-gerakan spionase yang paling berani di negerinya. Karena merasa tak puas dengan hanya duduk-duduk di balik meja dan memberikan perintahperintah, ia sering turun untuk memimpin operasi langsung di lapangan. Ia benar-benar menikmati mengejar buruan.
Berulang kali, intuisi menuntunnya kepada penafsiran yang tepat akan berbagai peristiwa, ketika logika tampaknya menuju kearah yang berlawanan. Bahkan rekan-rekan terdekatnya merasa bahwa ia seolah-olah memiliki antena yang tak pernah mengecewakannya di dalam tubuhnya, terutama pada saat-saat kritis. Ia sangat pandai mengenali bakat seseorang, dan pangkat orang-orang yang berbakat serta teguh hati akan cepat naik.
Isser adalah penyendiri dan selalu bekerja sendirian. Bahkan, selama bertahun-tahun mengenalnya, Rivkah, isterinya, tak pernah berani menanyakan operasi apa yang sedang dijalankannya jika ada sesuatu yang jelas-jelas mengacaukan pikiran Isser.
Hanya sekali, karena merasa kawatir akan ketidakhadiran Isser yang tak bisa dijelaskan, Rivkah bertanya kepada Perdana Menteri : “Beritahu saya, apa yag terjadi atas diri suami saya? Ia ada dimana?” Namun, ketika itu, Ben Gurion pun tak dapat menjawab : Ia tak tahu sedkitpun dimana kepala dinas intelejennya yang gemar berahasia itu berada.
Sejak awal, Rivkah telah belajar untuk tak bertanya-tanya tentang pekerjaan suaminya, namun ia memiliki teknik spionasenya sendiri. Jika ada urusan penting sedang dibicarakan di ruang keluarga rumah mereka, ia akan bolak-balik membawakan kopi panas dan piring-piring berisi kue-kue. “Makanlah, nampaknya kalian lapar,” sindirnya kepada Isser dan tamu-tamunya. Dari potongan percakapan yang di dengarnya, ia bisa menarik kesimpulan sendiri.
Isse kurang memiliki rasa hormat terhadap hal-hal yang menurutnya merupakan perilaku semborono. Ia percaya mengenakan dasi adalah salah satu tanda “kemerosotan moral borjuis” dan menolak memiliki dasi, meskipun hanya sehelai. Ketika pergi ke eropa untuk mengadakan pertemuan dengan para pejabat pemerintah terkemuka, barulah ia setuju untuk berkompromi dengan prinsip-prinsipnya. Salah satu anak buahnya membelikan sebuah dasi untuknya dan harus mengajarkan cara mengikat dasi kepada bosnya.
Satu-satunya kegiatan Isser untuk bersosialisasi adalah pertemuan mingguan yang diselenggarakan di rumahnya. Setiap rabu malam, beberapa tokoh terpenting Israel : Para jenderal, menteri, negarawan, dan orang-orang yang pekerjaannya tak diketahui seorang pun dengan pastii, berkumpul di sana untuk minum kopi dan makan kue-kue yang terbuat dari biji candu atau poppy seed.
Ketika ditanyakan mengenai apakah teman-teman akrabnya juga hadir dalam pertemuan mingguan itu, salah seorang anggota keluarganya tampak bingung dan menjawab : “Teman? Ia kenal siapa saja, dan mereka pun mengenalnya. Namun, saya rasa ia tak memiliki teman. Ia tak mempercayai siapapun, termasuk kami.
Tak setitik pun noda skandal moral maupun keuangan menyentuh nama Isser. Sebagai seorang yang setia kepada keluarga, sikapnya nyaris seperti orang-orang Puritan (sikap hidup yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral yang ketat) yang fanatic. Pada suatu ketika, ia mendapati seorang agen penting berkata pada isterinya bahwa ia sedang “menjalankan tugas”. Padahal, ia sedang bersama kekasih gelapnya di tempat peristiraahatan di pantai selama seminggu. Isser segera memecatnya tanpa ragu.
Isser meremehkan materi dan hal ini berakibat baik bagi Israel karena Isser tak bersedia menjawab pertanyaan apapun tentang penggunaan anggaran belanja Mossad kepada siapapun, termasuk kepada menteri-menteri di pemerintahan. Hingga sekarang, Isser tetap tinggal di rumah sangat sederhana dengan pekarangan kecil namun rapi, rumah yang sudah ditinggalinya selama hampir seluruh masa jabatannya.  Cara hidupnya sangat sederhana membuat tak menjadi korup, Isser sangat mempercayai agen-agennya, terutama mereka yang harus menjalankan tugas berbahaya di luar negeri. Ia merasa perlu untuk mempelajari kehidupan pribadi mereka dan akan membantu menyelesaikan persoalan-persoalan keluarga mereka secara pribadi jika ia bisa. Meskipun demikian, tak seorangpun memperoleh kebebasan jika bersamanya, meskipun hanya sedikit. Ia sama sekali tidak memiliki rasa humor. Hal paling mirip gurauan yang pernah didengar orang dari mulutnya hanya ketika ia berkata, “Yang tak merasa takut terhadap mata biruku hanya anjing dan anak-anak”.
Perilaku jika sedang kesal sungguh menakutkan. Seorang agen yang
Lambang Mossad
melakukan kekeliruan secara tidak disengaja harus menjalani pemeriksaan silang yang kejam di tangan Isser. Kekeliruan agen ini telah membuat pemerintah merasa malu, namun Isser tak memecatnya. Ketika keluar dari kantor atasannya dengan wajah pucat dan tubuh gemetar karena dimarahi habis-habisan, agen itu berkata : “Jika Isser masih tinggal di Rusia, ia yang akan menjadi kepala KGB (Komite Gosudarstvennoy Bezopasnosti, artinya Komite Keamanan Negara, Dinas Rahasia Rusia) Beria (Lavrently Pavlovich Beria 1899-1953, politisi serta Kepala Keamanan dan Kepolisian Soviet yang melaksanakan pembersihan besar-besaran yang dicanangkan Stalin pada masa 1930-an) si mosterpun akan dimakannya sebagai sarapan pagi”
Isser adalah pemimpin yang keras, namun ia membayar kembali pengabdian bawahannya dengan baik : Ia tak pernah meninggalkan agen yang sedang berada dalam kesulitan. Jika anak buahnya tertangkap, ia akan berusaha mati-matian untuk membebaskan mereka. Ia bersedia membayar berapa pun dalam bentuk emas atau lainnya sebagai penukar. Isser sangat menentang pandangan tradisional berbagai dinas rahasia yang mengatakan bahwa agen yang sudah dipenjarakan bisa dikorbankan.
Kepala-kepala bidang keamanan di Amerika Serikat dan Eropa yang mengenal Isser “si Kecil” sangat menghormati bakat profesionalnya. Ia cerdik, licik dan gemar akan duania permainan kotor serta spionase. Hobinya yang diketahui orang hanya opera dan novel-novel dektektif Agatha Christie. Novel-novel mata-mata, dengan sangat sedikit pengecualian, dipandang rendah olehnya : “Anak-anak buahku membuat para pahlawan seperti James Bond tampak amatir”
Inilah orang yang memimpin Mossad pada masa-masa pembentukannya. Tolok ukur  yang diitetapkannya dan gaya yang dikembangkannya masih dipertahankan oleh Mossad hingga sekarang.

MOSSAD BAB II PENCULIKAN ADOLF EICHMANN


||||<<<<<<< Kembali ke BAB I Dua Orang Bernama Isser

 BUKU MOSSAD MENGUAK TABIR DINAS INTELEJEN ISRAEL (DENIS EISENBERG, ELI LANDAU DAN URI)


BAB DUA  PENCULIKAN ADOLF EICHMANN
 

Pada musim gugur 1957, Isser Harel, Kepala Dinas Rahasia Israel atau yang biasa di sebut Mossad, terus berjaga sepanjang malam untuk membaca satu dukumen penting. Dokumen itu sangat tebal dan merupakan salah satu dari dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan setelah perang dunia 2 berakhir dan yang disembunyikan dengan sangat baik dari pihak Inggris.
Dokumen itu tentang Adolf Eichmann.
Kadangkala, Isser harus memaksa diri untuk terus membaca. Kejahatan yang telah dilakukan orang Jerman itu sungguh membuat mual.
Sejak duduk dalam seksi Yahudi dinas kemanan SS (Schutzstaffel, salah satu pasukan elit Nazi yang menjadi pengawal pribadi hitler serta pasukan keamanan khusus. SS-lah yang mengoperasikan Kamp-kamp Konsentrasi Nazi pada 1934 sebagai ahli dalam bidang Zionisme (gerakan politik internasional yang mendukung Tanah Israel sebagai negerinya orang-orang yahudi, gerakan ini berhasi membentuk Negara Israel pada tahun 1948),  Eichmann memainkan peran kunci dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan yang dinamakan “Pemecahan Akhir terhadap Masalah Bangsa Yahudi”. Ia menyusun rencana “Emigrasi Paksaan” sebagai cara untuk mengelompokkan semua orang yahudi yang tinggal di eropa menjadi beberapa unit yang mudah diurus, dan mengusulkan pembentukan satu badan khusus untuk melaksanakan rencana itu. Selama perang dunia 2, ia lebih berperan dalam pelaksanaan daripada penyusunan strategi dan kebijaksanaan, namun ia melaksanakan tugasnya dengan efisiensi dan semangat membunuh.
Eichmann merasa sangat bangga kelancaran operasi-operasi yang dilaksanakannya. Pada pengadilan perang Nurenberg, terdapat bukti bahwa ia telah membangga-banggakan perannya dalam membasmi jutaan orang Yahudi, termasuk peran dalam memperluas penjara Auschwitz sehingga menjadi pusat pembunuhan masal terbesar. Lebih kurang 2 juta orang Yahudi tewas di penjara ini.
Kegiatan-kegiatan Eichmann di Hungaria, yang merupakan tempatnya diserahi tanggungjawab pelaksanaan Pemecahan Akhir itu pada maret 1944, memperlihatkan efisiensinya yang berdarah dingin dalam melaksaakan tugas. Setelah membagi Negara itu menjadi enam zona untuk memudahkan deportasi dan kemudian, memasukan tentara-tentara untuk tujuan ini, ia mulai menangkapi dan mendeportasi sebanyak mungkin dari 650.000 orang Yahudi Hungaria yang bisa di tangkapnya. Pada bulan Juli, belum lagi empat bulan setelah ia memulai operasinya, 437.000 orang Yahudi telah diseret ke Auswitz. Belakangan, ketika jalannya perang tak memihak Jerman, terdapat tawaran  untuk menukar nyawa orang-orang yahudi dengan peralatan peran yang sangat mereka butuhkan. Meskipun perundingan akan hal ini tegah berlangsung, Eichmann tetap mendeportasi orang-orang Yahudi.
Sesudah perang, banyak pejabat tinggi Nzai ditangkap dan diadili di Nuremberg. Yang lainnya ditangani di luar hukum oleh orang-orang yang main hakim sendiri.
Bahkan sebelum perang berakhir, sekelompok orang dari brigade Yahudi Angkatan Bersenjata Inggris membentuk diri mereka sendiri menjadi pasukan balas dendam yang hanya bertujuan untuk mencari anggota-anggota Nazi. Kelompok ini menyebut diri sebagai pasukan Hanokmin (Pembals dendam), sesuai nama malaikat maut dalam alkitab.
Setelah menyusun daftar nama anggota Nazi berdasarkan keterangan orang-orang yang selamat dari kamp-kamp konsentrasi, mereka membentuk jaringan agen dan penghubung di berbagai penjuru eropa. Mereka dibantu oleh tentara-tentara Prancis, Inggris dan Amerika Serikat yang bersimpati. Mereka mencari dan menangkapi ratusan anggota Nazi khususnya anggota SS yang dulu mengelola kamp-kamp konsentrasi.
Nazi

Awalnya, mereka menyerahkan anggota Nazi yang tertangkap kepada para pimpinan militer Sekutu. Tetapi seringkali para tahanan itu melarikan diri dalam kekacauan yang terjadi setelah perang atau dibebaskan dari penjara.
Pada suatu peristiwa di tahun `1944, dua orang pejabat tinggi Nazi di tangkap dan diserahkan kepada tentara Rusia yang menduduki hungaria. Tetapi, yang membuat orang-orang yang menangkap kedua naggota Nazi tersebut merasa marah adalah, pemimpin tentara Soviet mengatakan bahwa ia butuh bukti yang lebih banyak daripada sekedar keterangan kabur dari para korban kamp konsentrasi yang menyatakan bahwa kedua orang itu adalah penjahat perang. Ia memerintahkan agar kedua orang itu dibebaskan. Kedua orang jerman itu melangkah ke jalan raya sambil tertawa-tertawa.
Mereka tidak pergi jauh.
Para pembalas dendam yang menangkapi mereka membunuh mereka dengan dengan berondongan senapan mesin.
Sejak itu, membunuh anggota-anggota Nazisegera sesudah di tangkap menjadi kebijakan resmi Hanokmin. Jika rumah seseorang anggota Nazi telah diketahui, ia akan dikunjungi oleh beberapa orang tentara inggris yang akan meminta dengan sopan agar ia ikut untuk menjawab beberapa pertanyaan. Ia akan dibawah ketempat terbuka atau hutan terdekat, tuduhan serta hukuman untuk kejahatannya akan dibacakan, dan kemudian, ia akan dihukum mati.
Lebih dari seribu mayat seperti ini ditemukan pada tahun pertama sesudah perang.
Namun Adolg Eichmann berhasil meloloskan diri, baik dari pengadilan Nuremberg maupun dari tangan Hanokmin yang tangkas itu. Ia dikenal sebaga orang yang cerdas dan berpengalaman dalam urusan kepolisian dan kemanan. Tampaknya, ia berhasil menutupi jejaknya dengan sempurna.
Berhasil, memang, hingga musim gugur 1957
Isser Harel telah memperoleh informasi terpercaya dari Dr. friitz Bauer, jaksa penuntut umum dari propinsi Hesse, Jerman, bahwa Eichmann tinggal di Argentina.
Gedung Knesset
Demikianlah peristiwanya hingga Isser melek semalaman mempelajari dokumen Eichmann semalam suntuk. Pagi harinya ia pun tahu bahwa orang ini harus dihadapkan ke pengadilan.
Menangkap penjahat ulung yang pasti menggunakan nama samara dan dikelilingi teman-teman, baik yang menjabat dalam pemerintaha maupun tidak, tentu saja merupakan salah satu dari tugas-tugas tersulit yang ppernah ditanganinya. Dan, jika orang itu berhasil ditangkap, masih ada masalah lain, yaitu tindakan apa yang harus dilakukan terhadapnya. Menghabisi nyawanya dengan cara Hanokmin memang mudah. Namun Isser si kecil tak beniat membunuh Eichmann. Ia akan membawanya pulang ke Israel agar bisa diadili di hadapan bangsa Yahudi yang ingin dibasminya dengan sekuat tenaga.
Hal ini meyebabkab tugasnya menjadi lebih sulit, namun tak ada pilihan lain. Mungkin karena ingat akan Meir Tobianski, perwira yang kematiannya telah mempermalukan Isser Be’eri, Isser Harel ingin agar operasi ini dijalankan sesuai peraturan. Eichmann adalah pelaku criminal yang terlalu penting untuk dihabisii nyawanya begitu saja di suatu tempat sunyi.
Ini adalh tugas menakutkan yang akan berdampak sangat besar, baik gagal maupun berhasil.
Isser, mempelajari masalah ini dengan seksama, memikirkan segala kemungkinan yang ada. Akhirnya, ketika merasa yakin bahwa ia memiliki kemungkinan besar untuk melaksanakannya, ia pun menghadap bosnya, Ben Gurion. Keduanya tak pernah membicarakan hal-hal peting melalui telepon.
Pertemuan mereka senatiasa sangat singkat. Isser masuk ke kantor Perdana Menteri dan memberitahu Ben Gurion bahwa ia telah memperoleh informasi tentang tempat tinggal Eichmann.
“Saya ingin diberi lampu hijau untuk membawanya kembali ke Israel”.
Adolf Eichmann
“Kerjakan,” kata Ben Gurion.
Sejak itu, misi ini menjadi prioritas utama Isser Harel.
Petunjuk yang diperoleh Isser ini sampai ke telinga Frizt Bauer, sang jaksa penuntut umum dari jerman, dari seorang Yahudi buta yang tinggal di Buenos Aires, yag putrinya hendak dipinang oleh seorang pemuda yang mengaku bernama Nicholas Eichmann (nama putra pertama Eichmann adalah Klaus Eichmann, lahir 1936 di berlin jerman, Klaus bisa diterjemahkan sebagai Nicholas). Ini adalah nama salah seorang anak Eichmann yang lahir di Jerman. Petunjuk ini menyebutkan alamat keluarga ituu : Jalan Chacabuco No. 4261, Olivos, suatu daerah di luar kora Buenos Aires.
Salah seorang mata-mata dikirim ke sana pada awal 1958 untuk mengatur penyelidikan terhadap rumah itu.
Tetapi terjadi sesuatu yang tidak beres. Eichmann, yang naluri buronnya sudah berkembang dengan baik, mungkin sudah mengetahui bahwa ia sedang diawasi. Pokoknya, keluarga itu tak lagi tinggal disana.
Pencaharian ini gagal.
Pada bulan Maret tahun itu juga, Isser mengirim seorang perwira berpengalaman bernama Ephraim Elrom ke Buenos Aires. Orang ini dipilih sendiri oleh Isser.
Sesungguhnya, Elrom bukan agen Mossad. Ia adalah seorang polisi yang dilahirkan di Polandia dan dibesarkan di Jerman. Ia pernah bekerja di dinas Kepolisian Inggris sesudah beremigrasi ke Israel menjadi perwira senior dalam dinas kepolisian Israel segera setelah Israel diproklamasikan pada 1948. Isser memilihnya karena riwayat kerja yang baik serta karena ia akan mudah memasuki Argentina dengan menyamar sebagai orang Jerman.
Di samping itu hamper selurh anggota keluarga Elrom pernah tinggal di kamp-kamp kosentrasi Nazi.
Setibanya di Buenos Aires, Elrom segera mengunjungii Lother Herman, si pengacara buta yang putrinya dipacari Nicholas Eichmann. Ia mendengarkan  bagaimana kecurigaan timbul dalam benaak si pengacara ketika si pemuda bercerita dengan bangga tetang entingnya peranan ayahnya dalam peperangan yang dilakukan Jerman.
Penyelidikan terhadap orang yang meeka duga sebagai Eichmann itu berlangsung dengan sangat hati-hati dan perlahan-lahan.pera penyelidik tak boleh membiarkan buronan mereka mengetahui bahwa ia sedang di untuti. Yang lebih sulit lagi adalah perlunya menganal jati diri orang itu hingga tak ada keraguan lagi, walaupun hanya sedikit. Satu-satunya hal yang lebih buruk daripada kehilangan Eichmann yang sebenarnya adalah menangkap orang yang keliru..
Para agen dibekali dokumen berisi berbagai inormasi yang bermanfaat untuk menentukan jati diri Eichmann, yaitu ciri-ciri fisiknya, suara yang paarau, dan bahkan hari ulang tahun pernikahannya. Bekas anggota Nazi ini telah bersikap hati-hati dengan merusak semua foto dirinya yang bisa diperolehnya, membuat para penyidik hanya memiliki foto-foto kabur yang berasal dari masa sebelum perang.
Petunjuk-petunjuk menjadi tak jelas dan beberapa dianaranya ternyata menyesatkan. Mossad juga harus menghadapi petunjuk-petunjuk lain yang simpang-siur, seperti laporan yang tersebar luas bahwa Eichmann menjadi eksekutif suatu perusahaan minyak di Kuwait.
Beberapa orang agen senior merasa cemas bahwa meeka hanya mengahmbur-hamburkan uang dan tenaga Mossad yang sangat terbatas. Sebagai organisasi kecil, mereka benar-benar ditekan untuk melanjutkan perburuan terhadap Eichmann sambil tetap memperhatikan perkembangan-perkembangan militer dan politik di Suriah, Mesir dan Negara-negara arab lainnya.
Tetapi pencaharian tetap dilanjutkan. Isser si kecil sudah memutuskan.
Pada desember 1959, beberapa orang agen Mossad mengenali Eichmann sebagai seorang yang menggunakan namaa Ricardo Klement. Ia mengusahakan perusahaan binatu yang kini sudah bangkrut. Setelah melacak puteraanya, kelompok ini berhasil melacak rumah tempat tinggal keluarga Eichmann di jalan Garibaldi, di wilayah San Fernndo, bagian kota Buenos Aires yang rendah letaknya. Mereka terus-menerus menyelidiki rumah itu, memotretnya dari segala sudut menggunakan kamera berlensa tele,  membuat catatan mengenai tak adanya pagar, pintunya yang terbuat dari papan serat, dan dinding-dindingnya yang tidak diplester. Mereka mengamati kebiasaan-kebiasaan orang berkacamata yang mulai botakk dan tinggal di sana bersama seluruh keluarganya. Mereka merasa sangat yakin bahwa orang itu adalah Eichmann. Kini yang mereka butuhkan adalah bukti positif akan jati dirinya.
Akhirnya pada 21 Maret 1960, para agen itu memperoleh buktinya.
Sore itu, Ricardo Klement turun dari bis dan berjalan pelahan-lahan kerumahnya. Tanganya menggenggam serangkai bunga.
Sambil membungkuk di bawah kawat yang menjadi penanda luas tanahnya, Klement menyerahkan rangkaian bunga itu kepada seorang wanita yang menyambutnya dengan hangat di muka pintu. Putra bungsu pasangan suami-isteri ini, yang biasanya berpakain asal-asalan atau bemain tanpa busana di taman, kini telihat rapih dan elok.
Sesudah itu, dari balik tirai rumah yang tertutup rapat, terdengar gelak tawa suatu perayaan.
Perayaan apa ini? Salah seorang mata-mata melihat dokumen yang dibawanya. Ia mendapati bahwa 21 maret adalah hari perayaan perkawinan perak Eichmann.
Lenyaplah segala keraguan yang tersisa mengenai jati diri Eichmann yang sebenarnya. Ia adalah Adolf Eichmann.
Pengejaran ini berlangsung dengan baik.
Tak lama sesudah agen-agennya memastikan jati dii Eichmann, Isser memutuskan untuk pergi ke argentina dan memimpin sendiri usaha penangkapan itu. Di kemudian hari, ia berkata, “operasi penangkapan itu adalah yang terumit dan tersulit dari operasi-operasi yang pernah dilakukan Mossad. Saya merasa perlu memimpin operasi itu langsung di tempat”.
Salah seorang agennya yang memiliki pemahaman yang agak berbeda : “Isser tak tahan untuk tidak pergi. Ia merasa harus berada di sana.”
Persiapan-persiapan mulai dipercepat. Isser dan anak-anak buahnya menyusun suatu rencana untuk menangkap Eichmann dan menerbangkannya keluar Argentina dengan dokumen-dokumen palsu. Seluruh rinciannya dikerjakan dengan rapid an segala kemugkinannya diperiksa dengan seksama. Penyesuaian-penyesuaian kecil dibuat sesuai informasi yang diberikan oleh kelompok yang berada di Argentina, yang sekarang ini sedang membayang-bayangi seluruh gerak-gerik Eichmann.
Setiap orang dalam misi penangkapan ini dipilih sendiri oleh Isser Harel dari mata-matanya yang paling handal. Semuanya pernah ikut serta dalam operasi-operasi di luar negeri bersama “Bos” mereka. Semuanya pernah mempertaruhkan nyawa di Arab dan Negara-negara lainnya.
Mengetahui bahwa misi ini begitu sulit dan berbahaya, Isser bersikeras tak mau menunjuk orang : Setiap agen ditanyakan kesediaannya untuk menjadi sukaelawan.
Ternyata, menurut salah seorang anggota Mossad, “Tak seorangpun perlu ditanya hingga tiga kali.’
Pemimpin kelompok ini adalah seorang anggota pasukan komando yang lahir di Israel dan sudah ikut berperang sejak usia sangat masuh muda, yaitu dua belas tahun. Ia pernah membantu membebaskan banyak imigran gelap yahudi dari suatu kamp pengasingan dan ikut dalam pemboman radar Inggris di gunung Karmel yang “Sulit dimasuki”. Setelah terluka dalam kontak senjata dengan para perampok Arab, ia menjadi pengintai dan masuk dinas rahasia yang dipimpin Isser.
Anggota-anggota lainnya terdiri atas orang-orang yang selamat dari pengejaran Nazi. Mereka telah melihat saudara, saudari,ayah, ibu mereka diseret ke kamp konsentrasi dan tak pernah kembali.
Beberapa orang merupakan satu-satunya yang selamat dari keluarganya yang telah dibantai.
Salah seorang diantara mereka bernama Shalom Dani (artinya “Pandai Besi”). Ia dibesarkan di Ghetto (suatu wilayah khusus di kota-kota eropa, tempat orang-orang yahudi diharuskan tinggal) dan kemudian berpindah-pindah dari satu kamp ke kamp yang lainnya sesudah Nazi menyerbu Hungaria, negeri asalnya. Ayahnya dikirim ke Bergen-Belsen (adalah salah satu kamp konsentrasi Nazi di wilayah dataran rendah Saksen) untuk  dibunuh di kamar gas.
Bahkan setelah dibebaskan sesudah perang berakhir, Dani masih dikurung lagi ketika kapal perang inggris mencegat kapal imigran gelap yang ditumpanginya dalam perjalanan menuju Palestian. Hari-hari masa mudanya yang tersisa di habiskan di Syprus, kali ini di kamp pengasingan inggris yang ada di pulau itu (berdasarkan kebijakan White Paper, inggis berusaha membentuk Palestina menjadi Negara multinasional dan menghalangi orang-orang yahudi memasuki palestina.
Dan kini Dani bertugas menyediakan dokumen-dokumen bagi anggota-anggoota lainnya, serta Eichmann untuk mempermudah usahamenghilangnya dari Argentina.
orang aggota lainnya serta Eichmann untuk mempermudah usahanya “menghilangkannya” dari Argentina.
Seorang anggota lain yang dipilih Isser telah kehilangan saudari dan tiga anaknya di tangan Nazi. Ketika mendengar kematian mereka, ia bersumpah suatu saat kelak ia akan membalas dendam.
Isser memilihnya untuk menjadi orang harus menyergap Eichmann dan mendekapnya.
Air matanya bercucuran ketika ia ditanyai kesediaannya menjadi sukarelawan.
“Jangan coba-coba tak mengajak saya,” itulah satu-satunya kalimat yang diucapkannya waktu itu.
Seoorang lainnya adalah bekas anggota Hanokmin : Ia penah ikut dalam aksi pembunuhan bekas-bekas anggota Nazi sesudah berperang dengan tentara Inggris di Italia. Satu-satunya hal yang disesalkannya adalah bahwa ia hanya berperan sebagai pembantu bukan orang pertama yang menjatuhkan tangan pada diri Eichmann.
Seluruh anggota kelompok ini berjumlah lebih dari tiga puluh orang. Lebih kurang dua belas termasuk dalam kelompok “Aktif” dan sekitar dua puluh orang lainnya bertugas sebagai pembantu-pembantu di Argentina..
Buenos Aires
Tak satu hal pun dibiarkan berjalan tanpa rencana. Untuk menjamin agar tak terjadi masalah dengan dokumen-dokumen, keersediaan pesawat, surat keterangan kesehatan, tanda pengenal, dan lain sebagainya, Mossad mendirikan biro perjalanan kecil di suatu kota di eropa (hingga kini, kota itu masih dirahasiakan).
Kewaspadaan juga harus diperhatikan agar tidak timbul kesan bahwa kelompo ini terorganisasii dan dikirim dari Israel karna pasti aka nada dampak-dampak politis serius jika operasi ini gagal. Rakyat Argentina pasti akan sangat marah jika mereka tahu bahwa orang Israel melanggar kedaulatan mereka dengan menangkap seseorang di ibukota Negara mereka.
Tetapi Isser tidak punya pilihan lain. Ia tahu dengan sangat baik bahwa jika ia memberitahukan hal ini kepada polisi Argentina, tak ada jaminan bahwa Eichmann akan ditahan, apalagi diibawa ke pengadilan. Sangat banyak simpatisan-simpatisan Nazi yang sangat berpengaruh di amerika latin. Bagaimanapun benua amerika sejak dulu telah menjadi tempat suaka bagi orang-orang yang melarikan diri dari eropa, baik para perampok bank biasa, emigran-emigran politik yang idealis, maupun penjahat-penjahat Nazi yang paling kejam.
Operasi ini dimulai pada akhir april. Para agen terbang ke Buenos Aires pada tanggal-tanggal yang berlainan dari berbagai penjuru dunia, tak ada yang berangkat berdua dari negara yang sama dan hanya beberapa orang yang berngkat dari Negara yang sama. Mereka segera menyewa “Aman” untuk dijadikan pangkalan operasi mereka dan beberapa mobil yang setiap hari mereka ganti-ganti agar tidak menarik perhatian.
Sudah diatur sebelumnya bahwa si tahanan aka dibawa dari Argentina dengan pesawat El Al yang akan terbang ke Buenos Aires untuk mengangkut delegasi Israel yang hendak menghadiri perayaan peringatann 150 tahun kemerdekaan Argentina.
Pada 11 mei, semua sudah siap. Sudah diputuskan bahwa pada hari itu, Eichmann  akan disergap ketika kembali ke rumah pada senja hari akan langsung dibawah ke salah satu rumah “aman” yang di sewa orang-orang Israel.
Operasi ini adalah operasi klasik.
Pada pukul 7:34, dua mobil diparkir di jalan Garibaldi, mobil yang satu kapnya dibuka dan dua orang mata-mata sedang sibuk mempelajari apa yang menyebabkan mobil mereka mogok di belakang tempat duduk terdapat seorang lagi yang siap melompa keluar.
Di dekat mobil lainya, lebih kurang duapuluh tujuh meter jauhnya dari mobil pertama, seseorang sedang memeriksa mengapa motornya tidak bisa jalan.
Eichmann biasanya pulang dengan menumpang bus yang menurunkannya pada pukul 7:40. Mereka hendak menyergapnya ketika ia sedang berjalan menuju rumah.
Pada pukul 7:40 ada bus berhenti.
Eichmann tak menumpang bus itu.
Keadaan semakin tegang. Para agen memutuskan untuk menunggu bus berikutnya dengan perkiraan bahwa Eichmann mungkin terlambat untuk menumpang bus yang biasa ia naiki. Tetapi ia juga tidak ada pada bus kedua.
Ia pun tak ada pada bus ketiga, apa ia sudah mencium rencana penangkapannya??
Para agen terpaksa mengadakan rapat kilat. Jika mobil mereka masih di tempat itu lebih lama lagi, pasti akan menimbulkan kecurigaan. Hal ini akan menghancurkan seluruh misi mereka. Tetapi mereka sudah terlalu jauh bertindak untuk mundur begitu saja. Merepun menunggu sebentar lagi….
Tepat pukul 8.00, ada lagi bus yang muncul. Ketika bus itu berhenti, seorang priia turun. Ketika ia berjalan perlahan-lahan menuju tempat para agen, mereka pun mengenali bahwa inilah orang yang mereka cari.
Dalam diam mereka menantikan Eichmann berjalan terus hingga tiba di tempat yang sudah di tentukan.
Tiba-tiba, Eichmann disilaukan oleh cahaya lampu yang sangat terang. Dua orang datang menyergapnya dan ia sempat berteriak panik satu kali. Sebeum ia berteriak lagii, ia sudah dilemparkan ke tempat duduk belakang salah satu mobil dan kepalanya di jepit di antara kedua lutut seorang anggota Mossad.
Ia diikat dan mulutnya disumbat. Pelindung mata berkaca gelap dikenakan pada matanya agar ia tidak bisa mengenali para penculiknya serta tak mengetahui ke mana ia di bawah. Ia ditutupi selimut dan dibaringkan di lantai mobill.
Salah seorang anggta Mossad membungkuk dan berkata kepadanya dalam bahasa jerman : Jika bergerak sedikit saja, kamu akan di tembak”
Di kemudian hari, Eichmann mengatakan bahwa ia sama sekal tak meragukan keseriusan ancaman itu.
Satu jam setelah penangkapannya, Eichmann sudah terbaring dengan mata tertutup di atas tempat tidur pada suatu rumah di sisi lain kota Buenos Aires. Salah satu kakinya diikatkan pada ranjang. Pakaiannya ditanggalkan dan ia dipakaikan piama yang baru dibeli.
Berdasarkan laporan-paoran dimasa perang, para penculik ini berharap bisa menemukan nomor SS yang dirajah pada tempat yang biasanya, yaitudibawah ketiak. Namun yang ada di sana hanya parut bekas luka. Eichmann menjelaskan bahwa ketika tertangkap orang amerika selama beberapa hari sesudah perang, ia berusaha menghilangkan nomor itu dengan silet.
Orang-orang Mossad memeriksa tanda-tanda diri yang Eichmann  yang lainnya satu demi satu dan mendapati bahwa tanda-tanda itu cocok dengan data-data yang mereka miliki.
Diluar dugaan, Eichmann membantu mereka dengan sukarela, lenyap sudah kesombongan seorang perwira SS yang pernah mengepalai ratusan bawahan yang siap melaksanakan perintahnya. Kini, ia merasa takut dan gugup hingga kadangkala, sangat bersemangat untuk membantu. ia menceritakan apa pun yang perlu diketahui para penculiknya.
“Nomor Anggota Partai Sosialis (Nazi) saya adalah 889895”.
“Nomor SS saya 45326 dan 63752”
“Nama saya Adolf Eichmann”
Para agen Mossad tidak bisa mempercayai bahwa orang yang penampilan biasa-biasa saja ini yang bertangungjawab akan ratusan ribu nyawa orang yahudi. Di kemudian hari, beberapa agen menggambarkannperasaan yang nyaris menyerupai penyakit fisik. Salah satu dari saat-saat paling buruk adalah ketka tahanan mereka mulai mengucapkan Sh’ma Israel dalam bahasa ibrani yang fasih, yang merupakan salah satu doa paling kudus dari seluruh doa orang-orang Israel. “Dengarlah hai orang Israel : Tuhan itu alah kita, Tuhan itu esa ….”
Eichmann menjelaskan bahwa ia mempelajari bahasa ibrani dari seorang Rabi (alim ulama agama yahudi).
Seminggu lamanya Eichmann disekap di kamar itu dan dijaga selama dua puluh empat jam sehari.
Orang-orang Israel tidak pernah membiarkannya luput dari pandangan mata. Mereka menyertainya walaupun hanya pergi ke WC yang terletak di ruang sebelah. Lampu kamarnya dihidupkan sepanjang hari, satu-satunya jendela yang ada di sana  sudah di tutupi tirai tak tembus caaya yang di pakukan ke dinding. Di garasi, terdapa satu mobil yang siap berangkat jika tempat ini di ketahui orang.
Selama seminggu, agen-agen Mossad mengiterogasi buronan mereka atas perintah Isser untuk mengetahui dengan sepasti-pastinya bahwa ia memang Eichmann.
Sesekali, si bekas Nazi ini nyaris merasa panik membunuhnya. Untuk yakin bahwa para penculiknya berniat membunuhnya. Untuk beberapa lama, ia menolak makan karena takut makanan itu sudah di bubuhi racun. Ia bersikeras agar makanan itu dicicipi dulu olehh seseorang.
Mana penahanan selama seminggu yang merasa lama itu juga merupakan cobaan berat bagi setiap agen Israel. Kehadiran Eichmann membuat mimpi buruk pebunuhan keluarga mereka atas perintah Nazi muncul kembali dalam benak mereka. Bahkan yang paling tahan diantara mereka pun terpaksa meninggalkan rumah sesekali untuk berjalan-jalan. Ketika Isser melihat ketegangan macam apa yang mereka alami, ia menyuruh mereka untuk pergi bergantian “Melihat-lihat” suasana kota Buenos Aires.
Meskipun demikian, agen-agen tangguh yang telah membunuh orang dalam tugas pun terpaksa menutupp wajah dengan tangan ketika air mata tiba-tiba mengalir  pada waktu-waktu yang tak terduga.
Agen yang bertugas memasak makanan Eichmann, yang terdiri atas sup, telur, daging ayam rebus dan kentang giling, mengaku bahwa ia pernah tergoda untuk meracuni makanan orang yang sudah bertindak laksana malaikat maut terhadap sekian banyak orang Yahudi.
Tetapi sebagaimana yang telah diperkirakan Isser, mereka tetap menjaga disiplin. Tak sia-sia ia telah memilih mereka dengan sangat hati-hati setelah mempelajari seluruh catatan tindakan mereka ketika berada dalam tekanan waktu melaksanakan operasi.
Ketika Isser sendiri melihat Eichmann untuk pertama kalinya (empat hari sesudah penangkapannya), si tawanan sama sekali tak membuat Isser tampak marah atau muak. “Yang dapat saya ingat waktu itu adalah bahwa ia tampak biasa-biasa saja.” Tak sedetikpun ia membiarkan emosi mengacaukan otaknya yang sedang memikirkan cara melaksanakan babak berikutnya “keluar” dari Argentina.
Isser Harel telah menduga bahwa keluarga Eichmann takkan langsung pergi ke polisi setelah mereka mengetahui bahwa ia hilang. Jika mereka mengatakan bahawa Eichmann mungkin diculik, keluarga itu harus menerangkan bahwa Ricardo Klement sebenarnya adalah orang yang berbeda sama sekali. Seluruh dunia pasti akan gempar jika Eichmann terpampang pada tajuk utama surat—surat kabar. Mungkin hal ini akan membuat hukuman mati di percepat.
Kepala Mossad ini sudah menduga bahwa begitulah tanggapan keluarga bekas Nazi ini. Mereka menelon rumah—rumah sakit dan klinik-klinik untuk menanyakan apa ia mengalami kecelakaan, namun mereka tak melaporkannya ke polisi. Sebaliknya mereka hanya meminta bantuan teman-teman dan simpatisan.
Dalam hal ini pun dugaan Isser teryata terbukti. Ia memperkirakan bahwa orang-orang bekas Nazi lainnya, yang juga sedang besembunyi, takkan membantu Eichmann. Dan ia memang benar. Hamppi seluruhnya melarikan diri ke berbagai penjuru benua Amerika. Beberapa orang malah pergi ke Eropa, merasa takut kalau-kalau kelompok yang telah menangkapp antek Hitler ini sedang melacak jejak mereka. Mereka tahu benar siapa yang sedang memburu mereka. Hanya orang-orang Israel saja yang mau repot-repot mencari mereka ke Amerika Latin.
Di kemudian hari, putera Eichmann, Nicholas mengakui : “Para sahabat ayah saya yang bekas annggota Nazi segera melarikan diri, hamper seluruhnya pergi ke Uruguay untuk bersembunyi. Kami tak pernah mendengar tentang mereka lagi.”
Joseph Mengele (seorang perrwira SS dan dokterr Nazi di kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau, percobaan-percobaannya terhadap manusia membuatnya dikenal sebagai si Malaikat Maut.). seorang pejabat tinggi Nazi yang namanya juga tercantum dalam daftar hitam Mossad, pun diketahu berada di Buenos Aires waktu itu. Namun, penangkapan Eichmann memberikan peringatann kepadanya untuk melarikan diri sehingga harapan Mossad untuk menangkapnya, walapun sedikit, juga tak terpenuhi.
Mengele memiliki alasan kuat untuk melarikan diri. Eksperimen-eksperimen medisnya yang tersohor keji terhadap wanita dan anak-anakk di kamp Auschwitz, dilaksanakan tanpa menggunakan pembiusan. Mengele-lah yang memerintahkan seluruh tawanan yang baru tiba di kamp konsentrasi ini untuk berbaris, kemudian memilih siapa saja diantara mereka yang harus dijadikan bahan mentah percobaan di kamar operasi.
Penyelundupan Eichmann keluar Argentina sudah di rencanakan dengan matang jauh hari sebelumnya. Seorang agen mengunjungi suatu rumah sakit di Buenos Aires dan berpura-pura menderita geger otak karena suatuu kecelakaan. Setiap hari ia dikunjungi oleh seorag “Kerabatnya” (Seorang Dokter Mossad) yang memberitahukan cara menggambarkan gejalah-gejalah penyakit ini kepadanya. Menurut rencana, kesehatan pasien ini mulai pulih perlahan-lahan namun pasti.
Pada pagi hari tangggal 20 mei, si pasien sudah cukup sehat hingga para dokter mengizinkannya meninggalkan rumah sakit. Mereka membekalinya dengan surat keterangan medis dan menurutii permintaan si pasien, mereka juga memberikan izin tertulis untuk terbang kembali ke negeri asalnya Israel.
Segera setelah si pasien keluar dari rumah sakit, surat-suratnya diambil dan foto serta rincian pribadinya diganti dengan milik Eichmann. Ketika itu, si bekas Nazi menjadi sangat patuh, bahkan sampai menandatangani suatu dokumen tentang identitasnya yang sebenarya dan menyatakan bahwa ia siap berangkat ke Israel diadili disana : “Saya membuat pernyataan ini ats kehendak bebas saya sendiri, saya tidak dijanjikan apa pun seta tak diancam sedikitpun. Saya ingin agar pada akhirnya saya mencapai ketenangan batin. Saya yakin bahwa saya akan menerima bantuan hukum”.
Kemudian setelah tiba di Israel, ia berkata :
“Penangkapan saya berlangsung dengan baik dan sedemikian rapi serta terencana. Orang-orang yang menangkap saya begitu mengekang diri dan tidak menyakiti tubuh saya. Saya bisa berkata seperti ini karena saya sendiri berpengalaman dalam masalah-masalah kepolisian dan intelejen”
Saat-saat kritis ketika menyelundupkan Eichmann melewati petugas ppabean, pemeriksa passport, dan jaringan keamanan bandaradan duduk di sana sepanjang hari. Ratusan polisi, tentara dan staf bandara yang menggunakan kantin itu pasti akan terheran-heran jika mereka sampai mengetahui bahwa orang pendek yang wajahnya tidak menarik perhatian itu sedang memberi perintah dan mempertimbangkan laporan-laporan kemajuan pekerjaan para mata-mata yang datang dan pergi silih berganti sejak dini hari sampai larut malam.
 Di samping Isser, tepa di depan hidung para pejabat Buenos Aires, Shalom Dani duduk membuat penyeelesaian akhir paspor-paspor palsu dan memeriksa seteliti mungkin apakah dokumen-dokumen yang diserahkan kepadanya benar-benar sudah dibubuhi cap “Resmi” pemerintah Argentina.
Sementara itu, Eichmann dimandikan sebersih—bersihnya, dan jenggot serat kumisnya dicukur, lalu dikenakan pakaian seragam  awak pesawat El Al. menggunakan jarum khusus, seorang dokter Mossad menyuntik semacam obat bius ke tubuh Eichmann untuk melemahkan daya kerja panca indranya sehingga ia sama sekali tak sadar akan apa yang berlangsung di sekitarnya, namun cukupp sadar untuk berjalan jika dibantu oleh dua orang di sisi kanan dan sisi kirinya.
Pengadilan Eichmann
Si tawanan sangat membantu mereka, bahkan memperingatkan para penculiknya bahwa mereka lupa mengenakan jaket awak pesawat padanya. “Hal ini akan menimbulkan kecurigaan karena saya akan sangat berbeda dari awak lainnya yang berpakaian lengkap” demikian kuliah singkat Eichmann.
Sambil duduk di mobil kedua dari tiga mobil yang semuanya mengangkut “Awak Pesawat”, Eichmann diantar ke jalan masuk khusus bagi para staf lapangan terbang. Ketika ketiga mobil itu mendekati gardu jaga, semua penumpang di mobil pertama menyanyi dan tertawa keras. Pengemudi mobil itu, yang tamppaknya agak malu, menjelaskan kepada para penjaga keamanan bahwa mereka sangat menikmati hiburan malam di Buenos Aires hingga hampir lupa bahwa mereka harus terbang kembali ke Israel malam ini. Melihat orag-orang yang masih tertidur, para penjaga kemanan bergurau dengaan mengatakan bahwa dalam kondisi seperti ini mereka takakan bisa menerbangkan pesawat.
“Mereka tak jadi masalah,” kata si pengemudi mobil. Mereka hanya awak pembantu dan boleh tidur di pesawat.” Mereka berdua saling mengedipkan mata sebagai tanda perpisahan. Sambil tersenyum, penjaga keamanan itu member isyarat kepada ketiga mobil itu untuk lewat. Ia juga menunjukan kepada salah seorang kawannya ketiga orang yang duduk berrhimpit-himpitan di kursi belakang mobil dengan mata tertutup. Buenos Aires rupanya sangat mengesankan bagi mereka!
Dua awak pesawat bertubuh tegap “Membantu” Eichmann meniti tangga pesawat dengan memegang lengan kiri dn kanannya. Terjadi sesuatu yang menakutkan ketika seorang petugas bandara berniat membantu mereka dengan mengarahkan lampu sorot ke The Britannia untuk menerangi tangga.
Eichmann di seret masuk ke pesawat dan ditempatkan di kursi dekat jendela kelas satu pesawat. Di sekelilingnya, duduk para “awak” yang semuaanya berpura-pura tertidur lelap. Kemudian kapten pilot mematikan lampu kabin kelas satu. Satu demi satu, para awak melewati pabean dan pemeriksaan paspor. Segaalanya berjalan lancer.
Akhirnya Isser pun menunjukan surat-suratnya lalu naik pesawat.
Mereka telah siap untuk lepas landas.
Tiba-tiba, sejumlah orang yang tampaknya ppetugas penting berlari-lari dari salah satu terminal kearah pesawat. Isser dan orang-orang tertegun.
Apa pun yang dikehendaki para petugas itu, mereka sudah terlambat. Dengan bunyi mesin yang menderum, pesawat pun meluncur dengan cepat. Mereka pun lepas landas.
Jarum sudah menunjukan pukul 24 lewat lima menit.
Suasana agak tenang. Para awak peswat diberitahu siapa sebenarnya “Penumpang” peswat itu dan dokter memeriksa Eichmann untuk mengetahui apakah suntikan obat bius dengan dosis yang tak begitu tinggi itu tidak benar-benar tak membahayakan dirinya. Semuanya beres. Semua orang duduk dengan tenang selama 22 jam penerbangan ke Israel.
Tetapi, drama masih belum berakhir.
Mekanik pesawat itu dilahirkan di polandia. Ketika ia berusia sebelas tahun, salah seorang serdadu Jerman menekankan sebilah belati kelehernya, lalu melemparkannya ke bawah tangga. Setelah itu, ia bersembunyi di rumahnya ketika orang-orang Jerman mengumpulkan seluruh orang yahudi di kotanya dan membunuh mereka. Ia menggunakan cara yang sama ketika meloloskan diri agar tak diseret ke Treblinka (Treblinka merujuk kepada dua tempat di Polandia yang letaknya berdekatan. Treblinka I adalah kamp kerja paksa dan Treblinka II adalah kamp pembantaian. Keduanya milik Nazi). Akhirnya ia dan keluarganya ditangkap dan di bawa ke kamp kerja paksa. Ketika mereka tiba disana, orang-orang tua dan anak-anak di bunuh. Salah seorang dari anak-anak itu adalah adiknya sendiri yang berusia enam tahun. Ia melihat adiknya diseret pergi.
Mekanik ini sudah beberapa kali akan dibunuh namun selalu berhasil meloloskan diri. Pada suatu hari, ia dipaksa untuk melihat komandan kamp mencungkil mata orang-orang yang kedapatan mencuri makanan.
Benar-benar suatu mujizat bahwa ia bisa melewati masa perang dengan selamat.
Ketika si mekanik mengetahui bahwa penumpang itu adalah Eichmann, ia tidak dapat menguasai diri. Setelah ia tenang kembali, barulah para agen Mossad mengizinkannya duduk berhadap-hadapan dengan Eichmann. Ia duduk di sana memandangi Eichmann sambil menangis dalam hati. Tak lama kemudian, ia pun berdiri dan berjalan menjauh.
Dua puluh empat jam setelah meninggalkan Buenos Aires, pesawat El Al mendarat di bandara Lydda, Israel.
Isser segera pergi ke kantor Ben-Gurion. Untuk pertama kalinya dalam hidup, ia mengucapkan lelucon yang bersifat ironis : “Saya membawa oleh-oleh kecil untuk anda.”
Selama beberapa detik, Ben-Gurion terperangah. Ia tahu bahwa Isser sedang melacak jejak Eichmann, namun ia sama sekali tak menyangka bahwa Isser sudah sedemikian dekat dengan buruannya.
Isser telah pergi selama dua puluh tiga hari. Ketika ia kembali ke rumah malam harinya. Rivkah isterinya, bertanya kepadanya kemana saja ia pergi.
”Ke suatu tempat”, hanya itu jawaban Isser.
Tetapi Rivkah mengetahui lebih banyak pada keeseokan harinya, ketika Ben-Gurion mengucapkan pidato singkat namun penting di hadapan Knesset (badan legislative Israel).
David Ben-Gurion
“Saya hendak mengumumkan bahwa beberapa waktu lalu, tempat persembunyian salah seorang penjahat Nazi terbesar, yaitu Eichmann, telah ditemukan oleh Dinas Rahasia Israel. Ia bersama para pemimpin Nazi lainnya, bertanggungjawab atas apa yang mereka sebut sebagai “Pemecahan Akhitr terhadap masalah bangsa Yahudi” yaitu pembantaian enam juta orang Yahudi yang bermukim di eropa.
Kini, Adolf Eichmann sudah berada di salah satu penjara Israel, dan tak lama lagi akan dibawa ke hadapan pengadilan Israel …..
Suara Ben-Gurion bergetar penuh emosi.
Ketika Ben-Gurion berbicara, seluruh anggota Knesset, baik pria maupun wanita, menoleh ke tempat duduk orang-orang yang bukan anggota. Isser duduk disana, menampilkan dirinya di hadapan orang banyak, sesuatu hal yang jarang dilakukannya.
Tak seorangpun perlu diberitahu lagi siapa yang berada di balik drama penangkapan Eichmann.
Di saat-saat kemenangan dan kegembiraan terbesarnya, Isser duduk tenang bagai patung. Matanya yang biru memandang lurus ke depan. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
Sejak itu, bahkan dalam percakapan pribadi, tak seorang pun menyebutnya sebagai Isser “Si Kecil” lagi.