Lambang TNI
Kartika Eka Paksi Berasal dari Bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno yang yang diadobsi menjadi Lambang dan Semboyan pada Panji
TNI Angkatan Darat
KARTIKA Bintang
| EKA Satu |
PAKSI Burung
KARTIKA EKA PAKSI Burung (Prajurit) gagah
perkasa tanpa tanding menjunjung cita-cita tinggi,
TNI Angkatan Darat yang kuat senantiasa
menjunjung cita-cita yang tinggi, yaitu keluhuran nusa dan bangsa serta keprajuritan
sejati.
ARTI DAN MAKNA :
GARUDA
Kekuatan dan kesanggupan mencapai
cita-cita sebagai prajurit.
10 HELAI BULU SAYAP
Bulan Oktober sebagai bulan
bersejarah bagi keberadaan TNI Angkatan Darat.
7 BULU PADA EKOR
Sapta Marga
BINTANG SUDUT LIMA
Kesejatian dan tujuan tertinggi
yaitu keprajuritan sejati yang dijiwai oleh Pancasila sebagai dasar negara
serta falsafah hidup bangsa.
KOMBINASI GAMBAR BINTANG SUDUT
LIMA DAN GARUDA
Kesanggupan, kerelaan, dan ketetapan hati setiap
prajurit Indonesia untuk mempertahankan tanah air sampai titik darah
penghabisan
LAMBANG/LOGO TNI ANGKATAN UDARA
Lambang Swa Bhuwana Paksa
Lambang Swa Bhuwana Paksa Berasal dari Bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno yang yang diadobsi menjadi Lambang dan Semboyan pada Panji
TNI Angkatan Udara Swa Bhuwana Paksa, yang berarti Sayap Tanah Air
Arti Lambang
Arti Lambang
Wujud. Lambang TNI AU berwujud
burung Garuda yang sedang merentangkan kedua sayapnya dengan gagah perkasa dan
mencengkram lima buah anak panah di atas perisai yang berlukiskan peta
Indonesia. Posisi kepala Burung Garuda menoleh ke arah timur (arah peta dalam
perisai) menyandang pita horisontal yang bertuliskan motto "Swa Bhuwana
Paksa". Burung Garuda tersebut dilingkari oleh dua untai manggar atau
bunga kelapa yang kedua pangkalnya bertemu di bawah perisai di mana pada kiri
dan kanan perisai terdapat jilatan api atau lidah api, selanjutnya akan
diuraikan secara berturut-turut sebagai berikut :
- Figur Burung Garuda. Burung Garuda adalah seekor burung atau mahluk udara yang kondisi maupun struktur tubuhnya kuat, gagah, anggun dan memiliki keberanian yang melebihi burung-burung lainnya bahkan sering dikatakan sebagai rajanya burung. Sifat yang demikian sering digunakan sebagai lambang keperwiraan, kejantanan, keberanian, kegagahan, dan sebagainya, atau dengan kata lain sebagai lambang kekuatan di udara. Sifat-sifat tersebut tidaklah meleset sedikitpun dari sifat-sifat yang demikian oleh TNI AU dalam hubungannya dengan tugas dan fungsinya sebagai penegak kedaulatan di udara yang memiliki ciri khas yaitu kecepatan, jarak capai dan kemampuan manuver.
Di samping itu dari segi sejarah maupun warisan budaya
nenek moyang kita burung garuda dengan kondisi dan struktur tubuh seperti
tersebut di atas telah diagungkan dan digunakan pula sebagai lambang
keperkasaan, yaitu pada jaman Raja Airlangga di mana identitas pemerintahannya
menggunakan lambang Garuda dalam bentuk Cap Garuda Muka. Oleh karena itu
pilihan Burunq Garuda sangatlah tepat sebagai lambang TNI AU dengan tulisan
motto "Swa Bhuwana Paksa".
Aspek selanjutnya dari Burung Garuda lambang TNI AU
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Sayap Burung. Garuda. Garuda pada lambang TNI AU
tertera sedang merentangkan sayapnya, menunjukan bahwa Burung Garuda tersebut
dalam keadaan siap siaga menghadapi segala tugas. Dengan kata lain Burung
Garuda yang sedang merentangkan sayap, rnelambangkan kewaspadaan, kesiapsiagaan
melaksanakan tugas, dalam hal ini sebagai perwujudan bahwa TNI AU senantiasa
waspada dan siap siaga melaksanakan tugas.
b.
Bulu Sayap. Bulu Sayap Burung Garuda tersebut
disusun dalam 3 kelompok/ baris, yaitu kelompok bagian luar 8 helai, bagian
tengah 5 helai dan bagian dalam 4 helai.
Jadi jumlah
bulu seluruhnya 17 helai, angka-angka tersebut mengandung makna sebagai berikut
:
1)
Jumlah seluruh bulu 17 helai menunjukan tanggal
hari proklamasi.
2)
Jumlah bulu kelompok bagian luar sejumlah 8
helai menunjukan bulan hari proklamasi.
3)
Jumlah bulu kelompok bagian dalam 4 helai bila
digabungkan dengan jumlah bulu kelompok bagian tengah 5 helai akan membentuk
angka 45 (di baca dari arah dalam ke arah luar). Apabila angka-angka tersebut
(1, 2, dan 3) digabungkan akan membentuk angka keramat 17-8-45.
c.
Posisi Kepala. Dalam.sejarah lahirnya lambang
TNI AU, pada rancangan awal lambang TNI AU dengan motto "Alae
Patriae" posisi kepala burung menoleh ke kanan. Kondisi yang demikian baik
menoleh ke kanan maupun ke kiri sama sekali tidak mengandung maksud/ arti/
makna apa-apa, kecuali pengaruh estetika dan artistika saja. Dalam perkembangan
selanjutnya sesudah lambang TNI AU "Swa Bhuwana Paksa" yang disahkan
bersamaan dengan pengesahan panji-panji angkatan, posisi kepala Burung Garuda
menoleh ke arah timur (arah peta pada Perisai) yang mempunyai arti dan makna
filosofis atau filsafati. Secara filsafati, dalam nilai-nilai kebudayaan timur
warisan budaya nenek moyang, timur adalah menunjukkan daerah hidup atau lahir
di mana sang surya mulai menampakkan wajahnya.
Dengan
demikian posisi kepala Burunq Garuda menoleh ke arah timur berarti menyongsong
kehidupan baru. Yang dimaksudkan kehidupan baru bagi TNI AU adalah perkembangan
teknologi yang cepat, dari hal-hal yang sangat sederhana sampai yang super
canggih. Jadi posisi kepala Burung Garuda yang menoleh ke arah timur
melambangkan bahwa TNI AU dihadapkan pada tantangan kehidupan teknologi canggih
yang berkembang terus secara pesat. Untuk itu TNI AU yang merupakan suatu sistem senjata udara
yang berbobot teknologi padat materiil senantiasa harus siap sedia untuk
menyongsong perkembangan teknologi canggih tersebut.
Secara teknis,
bahwa kepala Burung Garuda mengarah ke timur (arah peta pada perisai) atau ke
arah sayap kiri melambangkan manusia Indonesia yang sedang terbang, dalam hal
ini penerbang TNI AU yang sedang dalam melaksanakan tugas penerbangan lebih
banyak melepaskan pandangannya ke arah kiri sesuai dengan ketentuan dalam dunia
penerbangan, seperti halnya bagi pesawat yang berkemudi dua, Captain Pilot yang
bertanggung jawab berada/ duduk di sebelah kiri, sebagai perbandingan Angkatan
Udara dan India juga mengunakan lambang Garuda dengan kepala menoleh ke kiri.
Meski bagaimanapun juga lambang TNI AU bermotto "Swa Bhuwana Paksa"
hanya mempunyai makna secara filosofis saja.
2.
Pita. Pita bertulisan motto "Swa Bhuwana
Paksa" berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti sayap tanah air. Kata
sayap disitu diartikan pula sebagi pelindung, jadi semboyan sayap tanah air
atau "Swa Bhuwana Paksa" dalam Bahasa Sansekerta merupakan proyeksi
dari pada tugas TNI AU, yaltu mewujudkan pertahanan nasional di udara untuk
melindungl keamanan, kemerdekaan, kedaulatan, integritas maupun kepentingan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.
Anak Panah. Burung Garuda pada lambang TNI AU
digambarkan sedang mencengkeram lima buah anak panah, dalam warisan budaya
nenek moyang, panah merupakan salah satu senjata utama bagi seorang ksatria dan
tidak pernah Iepas dari yang tangannya
di saat melaksanakan tugas di medan perang. Secara analog, lima anak panah di
sini melambangkan lima tiang negara atau dasar Negara Pancasila. Kondisi ini
menunjukkan adanya suatu perpaduan erat antara sistem senjata TNI AU dengan
lima dasar negara kita. Dengan demikian tersiratlah bahwa Garuda mencengkram
lima buah anak panah tersebut adalah melambangkan keterkaitan/ keterpaduan TNI
AU serta alut sista udaranya dengan Pancasila. Gambaran Burung Garuda
mencengkeram lima buah anak panah tersebut melambangkan atau mempunyai makna
bahwa TNI AU dengan alut sista udaranya, dalam melaksanakan tugas selalu
berpegang teguh pada lima dasar negara yaitu Pancasila.
4.
Perisai. Pada masa yang silam perisai merupakan
alat pelindung diri bagi setiap prajurit/ksatria dalam melaksanakan tugas
pertempuran di medan perang. Perisai bergambarkan peta Negara Kasatuan Republik
Indonesia dalam lambang TNI AU menggambarkan/ mengandung makna TNI-AU sebagai
pelindung pertahanan negara. Pada rancangan awal lambang TNI AU perisai
berlukisan Sang Dwi Warna adalah Negara Republik Indonesia yang berbenderakan
Merah Putih. Untuk mempertegas bahwa yang dilindungi adalah Negara Kesatuan RI
maka gambar Sang Dwi Warna diganti dengan peta Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan demikian perisai bergambarkan Peta Indonesia melambangkan
bahwa TNI AU adalah sebagai perisai negara yang mempunyai tugas mempertahankan
keamanan nasional di udara Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5.
Lidah Api. Api melambangkan semangat, sedang
lidah api melambangkan kobaran semangat. Lidah api berjumlah 4 dan 5 di sebelah
kanan dan kiri perisai melambangkan angka keramat tahun 45 yang melambangkan
dan mempunyai makna arti bahwa negara yang dilindungi adalah negara Kesatuan RI
yang lahir di dalam kancahnya api perjuangan (revolusi) 45 yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 45.
6.
Manggar (Bunga Kelapa). Dalam kehidupan
sehari-hari, pohon kelapa yang merupakan pohon yang serba guna dari daun sampai
akarnya. Misalnya dalam aspek warisan budaya nenek moyang, daun dan bunga
kelapa berperan penting dalam segala upacara adat. Dalam upacara adat ini
kedudukan manggar atau bunga kelapa dianggap sebagai pengganti atau sama dengan
bunga pinang yang disebut mayang. Kata mayang biasa dihubungkan dengan kata
"bejo kemayangan" kondisi yang menunjukkan keberuntungan. Atas dasar
ini bunga kelapa (manggar) maupun mayang biasa dimaksudkan sebagai lambang
keberuntungan atau kesejahteraan. Dalam lambang Swa Bhuwana Paksa ini yang
dimaksud dengan manggar adalah sebagai perlambang kemakmuran, kesejahteraan
bangsa Negara Republik Indonesia.
LAMBANG/LOGO TNI ANGKATAN LAUT
JALESVEVA JAYA MAHE
Jalesveva Jayamahe, yang berarti di Lautan kita jaya Berasal dari Bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno yang yang diadobsi menjadi Lambang dan Semboyan pada Panji TNI Angkatan laut
Elemen-Elemen :
- Garuda Pancasila adalah falsafah negara Republik Indonesia yang sepenuhnya menjadi unsur utama lambang AL.
- Jangkar melukiskan semangat bahari dan kecintaan prajurit AL terhadap seluruh nusantara.
- Rantai yang melilit pada jangkar melukiskan semangat kesatuan dan persatuan seluruh gugusan kepulauan RI.
- Padi diantara kapas melukiskan cita-cita kemakmuran bangsa Indonesia dengan kecukupan pangan.
- Kapas yang menjadi lambang sandang melukiskan cita-cita kesejahteraan bangsa dengan memiliki cukup pakaian.
LAMBANG/LOGO POLISI REPUBLIK INDONESIA
Rastra
Sewakottama
Rastra Sewakottama, artinya melayani masyarakat yang berarti Berasal dari Bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno yang yang diadobsi menjadi Lambang dan Semboyan POLRI
Lambang Polisi bernama Rastra Sewakottama yang berarti "Polri adalah Abdi Utama dari pada Nusa dan Bangsa." Sebutan itu adalah Brata pertama dari Tri Brata yang diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954.
Lambang Polisi bernama Rastra Sewakottama yang berarti "Polri adalah Abdi Utama dari pada Nusa dan Bangsa." Sebutan itu adalah Brata pertama dari Tri Brata yang diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954.
Polri yang tumbuh dan berkembang
dari rakyat, untuk rakyat, memang harus berinisiatif dan bertindak sebagai abdi
sekaligus pelindung dan pengayom rakyat. Harus jauh dari tindak dan sikap
sebagai "penguasa". Ternyata prinsip ini sejalan dengan paham
kepolisian di semua Negara yang disebut new modern police philosophy,
"Vigilant Quiescant" (kami berjaga sepanjang waktu agar masyarakat
tentram).
Prinsip itu diwujudkan dalam
bentuk logo dengan rincian makna sbb:
Perisai bermakna pelindung rakyat
dan negara.
Tiang dan nyala obor bermakna
penegasan tugas Polri, disamping memberi sesuluh atau penerangan juga bermakna
penyadaran hati nurani masyarakat agar selalu sadar akan perlunya kondisi
kamtibmas yang mantap.
Pancaran obor yang berjumlah 17
dengan 8 sudut pancar berlapis 4 tiang dan 5 penyangga bermakna 17 Agustus
1945, hari Proklamasi Kemerdekaaan yang berarti Polri berperan langsung pada
proses kemerdekaan dan sekaligus pernyataan bahwa Polri tak pernah lepas dari
perjuangan bangsa dan negara.
Tangkai padi dan kapas
menggambarkan cita-cita bangsa menuju kehidupan adil dan makmur, sedangkan 29
daun kapas dengan 9 putik dan 45 butir padi merupakan suatu pernyataan tanggal
pelantikan Kapolri pertama 29 September 1945 yang dijabat oleh Jenderal Polisi
Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo.
3 Bintang di atas logo bermakna
Tri Brata adalah pedoman hidup Polri. Sedangkan warna hitam dan kuning adalah
warna legendaris Polri.
Warna hitam adalah lambang
keabadian dan sikap tenang mantap yang bermakna harapan agar Polri selalu tidak
goyah dalam situasi dan kondisi apapun; tenang, memiliki stabilitas nasional
yang tinggi dan prima agar dapat selalu berpikir jernih, bersih, dan tepat
dalam mengambil keputusan.
SEMOGA BERMANFAAT........
lumayan.....
ReplyDeletesoryy.....jujur nech...hohohoo
trims 4 kunjungan n kejujurannya....
Deletesalam
siip buat bantu tugas pkn gue,
ReplyDeletetrims 4 komentar dan kunjungannya
Deletesalam