Search

Sunday, November 9, 2014

10. ABRAHAM LINCOLN

(21 Febuari 1809-15 april 1865)

Kepada the Washington chronicle, Lincoln pernah berkata, “satu-satunya cara melindungi presiden adalah dengan memenjarakan dia dalam kota besi yang membuatnya tidak mempan tembakan musuh, tapi sekaligus juga tidak bisa bekerja untuk negaranya”.
Kalimat tersebut memang terdengar amat sinis. Tapi dari situlah orang bisa menilai, betapa tegarnya pribadi Abraham Lincoln. Ia sadar betul bahwa suatu saat nanti bisa jadi korban mereka yang tidak menyukai kebijakannya. Apalagi saat itu permusuhan orang utara dan selatan sedang menghangat. Sejarah pun membuktikan hal itu. Betapa tidak? Sepanjang masa jabatannya, ia 82 kali lolos dari percobaan pembunuhan yang terakhir terjadi tahun 1862, meski ia selamat karena peluru hanya mengenai topinya.
Jumat, 14 april 1865, setelah pertemuan kabinet ia mengajak jenderal Ulysses S. Grant untuk menemaninya menonton Opera Our American Cousin karya Tom Taylor. Tapi karena sudah kadung ada janji dengan keluarganya untuk pergi keluar kota, Grant menolak. Di lain pihak John Wilkes Booth, actor terkenal dari selatan yang tidak suka dengan kebijakan Lincoln, dan sekelompok ekstrimis telah lama punya rencana untuk menggulingkan presiden dan rezimnya. Caranya dengan menyingkirkan presiden dan wakilnya, Andrew Johnson, serta Menlu William H. Steward.

Kedatangan presiden di gedung opera itu akan dimanfaatkan Booth untuk melaksanakan rencana busuknya. Sebelum in action, Booth sempat mematangkan rencana dengan anggota komplotan lainnya, George A. Atzerodt, Sam Arnold, David Herold dan Lewis Paine.
Dalam pertemuan rahasia itu akhirnya disepakati pembagian tugasnya sebagai berikut : Paine di bantu Herold bertugas membunuh William H. Steward dan Booth membunuh presiden
Pada hari yang ditentukan, pukul 19.20 ketika opera sedang berlangsung, Booth masuk ke gedung opera dengan menyamar. Berpakaian serba hitam, ia memakai janggut palsu. Disabuk terselip pisau belati, sementara di dalam baju komprangnya tersimpan dua pistol Colt. Merasa belum cukup menenteng senjata 6 inci Derringer yang sudah terisi siap terkokang. Persiapan yang dilakukannya nyaris sempurna.
Kebetulan saat itu pengawal John Parker sedang tidak berada di posisinya, kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik oleh Booth. Pada saat adegan di panggung lagi seru, Booth menyelinap ke balkon ruang presiden yang kala itu didampingi Walikota Washington Rathbone,  dan menembakan Derringer-nya tepat dibelakang kepala Lincoln di atas telinga kiri. Peluru langsung menembus otak dan mendekam di belakang mata kanannya.

Melihat presidennya tergeletak, Rathbone meloncat untuk meringkus si penembak. Tapi Booth melawan bahkan sempat menusukan pisau ke lengan Rathbone. Setelah itu si penembak meloncat ke panggung, dan menghilang ke luar setelah pergelangan kakinya terluka oleh besi pembatas. Pukul 07.20 ke esokan harinya presiden Abraham Lincoln dinyatakan tewas.
Sementara itu di tempat lain. Lewis Paine meski berhasil menyusup ke dalam rumah Menlu Steward dan mensukan belati ternyata Steward berhasil lolos. Atzerodt yang mestinya bertugas membunuh wakil presiden malah mabuk di sebuah pub.

No comments:

Post a Comment

Trima kasih atas Kunjungannya..... Tolong..... tinggalkan komentar/pesan agar saya dapat belajar dan belajar, sehingga kelak blog ini dapat bermanfaat.....