(18 desember 1863-28 juni 1914)
Meski secara umum
kondisi politik kawasan eropa sangat tidak stabil, tidak ada yang melebihi panasnya
suhu politik Balkan. Bosnia yang dicaplok kekaisaran Habsburg Austria, menuntut
otonomi, sementara Serbia terus berupaya mempertahankan kemerdekaan ditengah
ancaman ekspansi Austria.
Selama beberapa dekade,
dengan karismanya Kaisar Franz Joseph berhasil mempertahankan stabilitas dan keutuhan
daerah kekuasaanya yang luas dan beragam etnis di dalamnya. Tahun 1914, dalam
usia ke 84 tahun sebagian besar kekuasaaanya lantas dipasrahkan kepada ahli
warisnya pangeran Frans Ferdinand.
Dalam kapasitas sebagai Jenderal
Angkatan Perang Kerajaan inilah Franz Ferdinand beserta istri, Putrid Sophie
Chhotek, berniat mengunjungi Sarajevo, Bosnia. Sadar bahwa bahwa dirinya belum
tentu bisa diterima semua pihak, Ferdinand amat hati-hati menjalani perannya.
Apalagi sebelumnya sempat beredar issu adanya komplotan orang yang akan
membunuhnya. Toh Ferdinand tetap pada keputusannya untuk mengunjungi Sarajevo,
pada 24 juni 1914.
Benarlah di Sarajevo
diam-diam sekelompok anak muda sedang menyusun rencana pembunuhan atas dirinya.
Pemimpin kelompok inii adalah Gavrilo Princip (19), bersama dua rekannya yakni
Nedeljko Cabrinov dan Trifko Grabez. Ketika mendegar rencana kunjungan Ferdinad
ke Sarajevo, mereka menyiapkan diri untuk melancarkan aksinya. Apalagi setelah
memperoleh bantuan dari Smrt-ili Zivot, kelompok Rahasia Serbia yang dipimpin kolonel
Dragutin Dimitrijevic alias kolonel Apis.
Dari kelompok inilah
mereka mendapatkan senjata serta jaminan keamanan untuk menyusup dari
perbatasan Serbia menuju ke Bosnia. Mereka juga diiberi 2 orang ahli militer,
Danilo Ilic dan Cvetko popovic yang akan mempermudah jalannya rencana
pembunuhan tersebut.
Pada 27 juli 1914
rombongan Frans Ferdinand bermalam d Hotel Bosnia di Ilidze, 30 mil di sebelah
tenggara Sarajevo. Pukul 10.00 rombongan berjalan melalui Quai, boulevard di
tepi sungai Miljacka, sepanjang trotoar dipenuhi masyarakat yang mengelu-elukan
rombongan. Ditengah kerumunan penonton itu Nedeljko melempar granat kearah
mobil Ferdinand. Rupanya sopir sempat melihat lantas menekan gas untuk
menghindar. Granat meledak mengenai mobil yang ada di belakang. Gagal dengan
misinya Cabrinovic kabur melewati sungai namun sempat tertangkap.
Meski sudah dincar
bahaya Ferdinand masih nekat untuk meneruskan acaranya. Kembali ke rute semula.
Ndilalah, mobil pertama rombongan itu keliru mengambil jalan. Terpaksa
iring-iringan rombongan berhenti untuk kembali ke rute sebenarnya. Pada saat
berhenti itulah, Cavrilo Princip yang sudah siap didepan mobil Ferdinand
bertindak ia menembakkan pistol browning-nya dua kali. Satu peluru mengenai Putri
Sophie, yang lain menembus pangeran Ferdinand. Pasangan Kekaisaran Habsburg ini
tewas, nyaris bersamaan. Dalam beberapa hari komplotan pembunuh itu terbongkar.
Peristiwa itu akhirnya menyulut PD I, menyusul pernyataan perang Austria
melawan sebia.
No comments:
Post a Comment
Trima kasih atas Kunjungannya..... Tolong..... tinggalkan komentar/pesan agar saya dapat belajar dan belajar, sehingga kelak blog ini dapat bermanfaat.....