Search

Sunday, November 9, 2014

8. MAHATMA GANDHY


(2 oktober 1869-30 January 1948)

Dengan cara dan dalam bentuk apapun, tindak kekerasan merupakan sesuatu yang haram bagi mahatma Gandhi. Lebih dari 30 tahun, tanpa kenal lelah ia terus mengupayakan perjuangan anti kekerasan atau Ahimsa dalam setiap forum, sampai pada akhirnya tahun 1947 berhasil membuktikan keampuhan filosofi Ahimsa ketika negaranya berhasil mendapatkan kemerdekaan secara damai dari inggris namun kegembiraan Gandhi  tidak berlangsung lama, karena kemudian munculah berbagai aksi kekerasan terutama yang berdasar sentimen golongan dan agama. Januari 1948, dalam keputusasaan ia mengambil jalan mogok makan sampai mati. “Bagiku kematian merupakan pembebasan abadi dari pada menyaksikan kehancuran india akibat perang antar golongan”, ujar Gandhi. Ancaman itu rupanya disambut serius oleh para pemimpin agama yang ada.

Mereka sepakat untuk kompromi. sebagai kelompok mayoritas, kaum hindu berjanji tidak akan berlaku tiran kepada kelompok minoritas suku dan agama  lain. Melihat niat luhur itu akhirnya Gandhi menyudahi aksi mogok makannya. Tapi lagi-lagi Gandhi harus menelan kekecewaan. Keharmonisan hidup antar golongan itu ternyata semu. Bahkan kemudian muncullah gerakan anti Gandhi. Terutama kaum hindu militan menuduh Gandhi menyimpang dari agama mereka.  Maklum, saat itu banyak kaum hindu yang terbantai di Pakistan.

Mereka meminta pemerintah melancarkan aksi militer membela kepentingan golongannya. Di lain pihak, selama Gandhi masih hidup bentuk kekerasan militer tak akan dilakukan pemerintah. Satu-satunya cara, adalah menyingkirkan penghalang itu. Tanggal 20 January 1948, ketika Gandhi menghadiri doa bersama di rumah Birla, kediamannya di New Delhi, seorang pelarian melemparkan dinamit. Bom itu meledak hanya beberapa kaki di samping Gandhi.

Untung, Gandhi selamat. Menyadari potensi ancaman itu pihak kepolisian membujuknya untuk menerima perlindungan polisi.  Tapi ia menolak. Tanggal 30 januari 1948, setelah semalam bergadang untuk menyelesaikan draf konstitusi baru yang akan diajukan ke kongres, sepeti biasa sore Gandhi berdoa ke kuil. di dampingi kemenakan perempuannya, Abha, ia keluar dari rumahnya. Sepanjang jalan rakyat berbondong-bondong merubungnya untuk bersalaman atau menyentuh jubahnya selagi Gandhi lewat. Tiba-tiba dari kerumunan orang itu seorang pria menyeruak dan menghalangi jalan Gandhi. Dengan kasar ia mendorong Abha kesamping. Ia lalu mengangkat pistol dan serta-merta menembak orang bijak ini tiga kali dalam jarak yang amat dekat. Dua peluru pertama mengenai perut, sementara peluru ketiga langsung menghujam paru-paru Gandhi yang ketika itu masih sempat tersenyum seraya berkata lirih “Hey Ram” begitu melihat korbannya roboh ke tanah, sang penembak lantas menyerahkan diri.

Si pelaku bernama Nathuram V. Godse, pemuda radikal hindu yang saat itu bekerja sebagai editor Koran Marathi. Ternyata Godse tidak bertindak sendirian ada sekelompok konspirasi hindu dibelakangnya beranggotakan 8 pemuda.

No comments:

Post a Comment

Trima kasih atas Kunjungannya..... Tolong..... tinggalkan komentar/pesan agar saya dapat belajar dan belajar, sehingga kelak blog ini dapat bermanfaat.....