Search

Monday, November 17, 2014

MOSSAD BAB II PENCULIKAN ADOLF EICHMANN


||||<<<<<<< Kembali ke BAB I Dua Orang Bernama Isser

 BUKU MOSSAD MENGUAK TABIR DINAS INTELEJEN ISRAEL (DENIS EISENBERG, ELI LANDAU DAN URI)


BAB DUA  PENCULIKAN ADOLF EICHMANN
 

Pada musim gugur 1957, Isser Harel, Kepala Dinas Rahasia Israel atau yang biasa di sebut Mossad, terus berjaga sepanjang malam untuk membaca satu dukumen penting. Dokumen itu sangat tebal dan merupakan salah satu dari dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan setelah perang dunia 2 berakhir dan yang disembunyikan dengan sangat baik dari pihak Inggris.
Dokumen itu tentang Adolf Eichmann.
Kadangkala, Isser harus memaksa diri untuk terus membaca. Kejahatan yang telah dilakukan orang Jerman itu sungguh membuat mual.
Sejak duduk dalam seksi Yahudi dinas kemanan SS (Schutzstaffel, salah satu pasukan elit Nazi yang menjadi pengawal pribadi hitler serta pasukan keamanan khusus. SS-lah yang mengoperasikan Kamp-kamp Konsentrasi Nazi pada 1934 sebagai ahli dalam bidang Zionisme (gerakan politik internasional yang mendukung Tanah Israel sebagai negerinya orang-orang yahudi, gerakan ini berhasi membentuk Negara Israel pada tahun 1948),  Eichmann memainkan peran kunci dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan yang dinamakan “Pemecahan Akhir terhadap Masalah Bangsa Yahudi”. Ia menyusun rencana “Emigrasi Paksaan” sebagai cara untuk mengelompokkan semua orang yahudi yang tinggal di eropa menjadi beberapa unit yang mudah diurus, dan mengusulkan pembentukan satu badan khusus untuk melaksanakan rencana itu. Selama perang dunia 2, ia lebih berperan dalam pelaksanaan daripada penyusunan strategi dan kebijaksanaan, namun ia melaksanakan tugasnya dengan efisiensi dan semangat membunuh.
Eichmann merasa sangat bangga kelancaran operasi-operasi yang dilaksanakannya. Pada pengadilan perang Nurenberg, terdapat bukti bahwa ia telah membangga-banggakan perannya dalam membasmi jutaan orang Yahudi, termasuk peran dalam memperluas penjara Auschwitz sehingga menjadi pusat pembunuhan masal terbesar. Lebih kurang 2 juta orang Yahudi tewas di penjara ini.
Kegiatan-kegiatan Eichmann di Hungaria, yang merupakan tempatnya diserahi tanggungjawab pelaksanaan Pemecahan Akhir itu pada maret 1944, memperlihatkan efisiensinya yang berdarah dingin dalam melaksaakan tugas. Setelah membagi Negara itu menjadi enam zona untuk memudahkan deportasi dan kemudian, memasukan tentara-tentara untuk tujuan ini, ia mulai menangkapi dan mendeportasi sebanyak mungkin dari 650.000 orang Yahudi Hungaria yang bisa di tangkapnya. Pada bulan Juli, belum lagi empat bulan setelah ia memulai operasinya, 437.000 orang Yahudi telah diseret ke Auswitz. Belakangan, ketika jalannya perang tak memihak Jerman, terdapat tawaran  untuk menukar nyawa orang-orang yahudi dengan peralatan peran yang sangat mereka butuhkan. Meskipun perundingan akan hal ini tegah berlangsung, Eichmann tetap mendeportasi orang-orang Yahudi.
Sesudah perang, banyak pejabat tinggi Nzai ditangkap dan diadili di Nuremberg. Yang lainnya ditangani di luar hukum oleh orang-orang yang main hakim sendiri.
Bahkan sebelum perang berakhir, sekelompok orang dari brigade Yahudi Angkatan Bersenjata Inggris membentuk diri mereka sendiri menjadi pasukan balas dendam yang hanya bertujuan untuk mencari anggota-anggota Nazi. Kelompok ini menyebut diri sebagai pasukan Hanokmin (Pembals dendam), sesuai nama malaikat maut dalam alkitab.
Setelah menyusun daftar nama anggota Nazi berdasarkan keterangan orang-orang yang selamat dari kamp-kamp konsentrasi, mereka membentuk jaringan agen dan penghubung di berbagai penjuru eropa. Mereka dibantu oleh tentara-tentara Prancis, Inggris dan Amerika Serikat yang bersimpati. Mereka mencari dan menangkapi ratusan anggota Nazi khususnya anggota SS yang dulu mengelola kamp-kamp konsentrasi.
Nazi

Awalnya, mereka menyerahkan anggota Nazi yang tertangkap kepada para pimpinan militer Sekutu. Tetapi seringkali para tahanan itu melarikan diri dalam kekacauan yang terjadi setelah perang atau dibebaskan dari penjara.
Pada suatu peristiwa di tahun `1944, dua orang pejabat tinggi Nazi di tangkap dan diserahkan kepada tentara Rusia yang menduduki hungaria. Tetapi, yang membuat orang-orang yang menangkap kedua naggota Nazi tersebut merasa marah adalah, pemimpin tentara Soviet mengatakan bahwa ia butuh bukti yang lebih banyak daripada sekedar keterangan kabur dari para korban kamp konsentrasi yang menyatakan bahwa kedua orang itu adalah penjahat perang. Ia memerintahkan agar kedua orang itu dibebaskan. Kedua orang jerman itu melangkah ke jalan raya sambil tertawa-tertawa.
Mereka tidak pergi jauh.
Para pembalas dendam yang menangkapi mereka membunuh mereka dengan dengan berondongan senapan mesin.
Sejak itu, membunuh anggota-anggota Nazisegera sesudah di tangkap menjadi kebijakan resmi Hanokmin. Jika rumah seseorang anggota Nazi telah diketahui, ia akan dikunjungi oleh beberapa orang tentara inggris yang akan meminta dengan sopan agar ia ikut untuk menjawab beberapa pertanyaan. Ia akan dibawah ketempat terbuka atau hutan terdekat, tuduhan serta hukuman untuk kejahatannya akan dibacakan, dan kemudian, ia akan dihukum mati.
Lebih dari seribu mayat seperti ini ditemukan pada tahun pertama sesudah perang.
Namun Adolg Eichmann berhasil meloloskan diri, baik dari pengadilan Nuremberg maupun dari tangan Hanokmin yang tangkas itu. Ia dikenal sebaga orang yang cerdas dan berpengalaman dalam urusan kepolisian dan kemanan. Tampaknya, ia berhasil menutupi jejaknya dengan sempurna.
Berhasil, memang, hingga musim gugur 1957
Isser Harel telah memperoleh informasi terpercaya dari Dr. friitz Bauer, jaksa penuntut umum dari propinsi Hesse, Jerman, bahwa Eichmann tinggal di Argentina.
Gedung Knesset
Demikianlah peristiwanya hingga Isser melek semalaman mempelajari dokumen Eichmann semalam suntuk. Pagi harinya ia pun tahu bahwa orang ini harus dihadapkan ke pengadilan.
Menangkap penjahat ulung yang pasti menggunakan nama samara dan dikelilingi teman-teman, baik yang menjabat dalam pemerintaha maupun tidak, tentu saja merupakan salah satu dari tugas-tugas tersulit yang ppernah ditanganinya. Dan, jika orang itu berhasil ditangkap, masih ada masalah lain, yaitu tindakan apa yang harus dilakukan terhadapnya. Menghabisi nyawanya dengan cara Hanokmin memang mudah. Namun Isser si kecil tak beniat membunuh Eichmann. Ia akan membawanya pulang ke Israel agar bisa diadili di hadapan bangsa Yahudi yang ingin dibasminya dengan sekuat tenaga.
Hal ini meyebabkab tugasnya menjadi lebih sulit, namun tak ada pilihan lain. Mungkin karena ingat akan Meir Tobianski, perwira yang kematiannya telah mempermalukan Isser Be’eri, Isser Harel ingin agar operasi ini dijalankan sesuai peraturan. Eichmann adalah pelaku criminal yang terlalu penting untuk dihabisii nyawanya begitu saja di suatu tempat sunyi.
Ini adalh tugas menakutkan yang akan berdampak sangat besar, baik gagal maupun berhasil.
Isser, mempelajari masalah ini dengan seksama, memikirkan segala kemungkinan yang ada. Akhirnya, ketika merasa yakin bahwa ia memiliki kemungkinan besar untuk melaksanakannya, ia pun menghadap bosnya, Ben Gurion. Keduanya tak pernah membicarakan hal-hal peting melalui telepon.
Pertemuan mereka senatiasa sangat singkat. Isser masuk ke kantor Perdana Menteri dan memberitahu Ben Gurion bahwa ia telah memperoleh informasi tentang tempat tinggal Eichmann.
“Saya ingin diberi lampu hijau untuk membawanya kembali ke Israel”.
Adolf Eichmann
“Kerjakan,” kata Ben Gurion.
Sejak itu, misi ini menjadi prioritas utama Isser Harel.
Petunjuk yang diperoleh Isser ini sampai ke telinga Frizt Bauer, sang jaksa penuntut umum dari jerman, dari seorang Yahudi buta yang tinggal di Buenos Aires, yag putrinya hendak dipinang oleh seorang pemuda yang mengaku bernama Nicholas Eichmann (nama putra pertama Eichmann adalah Klaus Eichmann, lahir 1936 di berlin jerman, Klaus bisa diterjemahkan sebagai Nicholas). Ini adalah nama salah seorang anak Eichmann yang lahir di Jerman. Petunjuk ini menyebutkan alamat keluarga ituu : Jalan Chacabuco No. 4261, Olivos, suatu daerah di luar kora Buenos Aires.
Salah seorang mata-mata dikirim ke sana pada awal 1958 untuk mengatur penyelidikan terhadap rumah itu.
Tetapi terjadi sesuatu yang tidak beres. Eichmann, yang naluri buronnya sudah berkembang dengan baik, mungkin sudah mengetahui bahwa ia sedang diawasi. Pokoknya, keluarga itu tak lagi tinggal disana.
Pencaharian ini gagal.
Pada bulan Maret tahun itu juga, Isser mengirim seorang perwira berpengalaman bernama Ephraim Elrom ke Buenos Aires. Orang ini dipilih sendiri oleh Isser.
Sesungguhnya, Elrom bukan agen Mossad. Ia adalah seorang polisi yang dilahirkan di Polandia dan dibesarkan di Jerman. Ia pernah bekerja di dinas Kepolisian Inggris sesudah beremigrasi ke Israel menjadi perwira senior dalam dinas kepolisian Israel segera setelah Israel diproklamasikan pada 1948. Isser memilihnya karena riwayat kerja yang baik serta karena ia akan mudah memasuki Argentina dengan menyamar sebagai orang Jerman.
Di samping itu hamper selurh anggota keluarga Elrom pernah tinggal di kamp-kamp kosentrasi Nazi.
Setibanya di Buenos Aires, Elrom segera mengunjungii Lother Herman, si pengacara buta yang putrinya dipacari Nicholas Eichmann. Ia mendengarkan  bagaimana kecurigaan timbul dalam benaak si pengacara ketika si pemuda bercerita dengan bangga tetang entingnya peranan ayahnya dalam peperangan yang dilakukan Jerman.
Penyelidikan terhadap orang yang meeka duga sebagai Eichmann itu berlangsung dengan sangat hati-hati dan perlahan-lahan.pera penyelidik tak boleh membiarkan buronan mereka mengetahui bahwa ia sedang di untuti. Yang lebih sulit lagi adalah perlunya menganal jati diri orang itu hingga tak ada keraguan lagi, walaupun hanya sedikit. Satu-satunya hal yang lebih buruk daripada kehilangan Eichmann yang sebenarnya adalah menangkap orang yang keliru..
Para agen dibekali dokumen berisi berbagai inormasi yang bermanfaat untuk menentukan jati diri Eichmann, yaitu ciri-ciri fisiknya, suara yang paarau, dan bahkan hari ulang tahun pernikahannya. Bekas anggota Nazi ini telah bersikap hati-hati dengan merusak semua foto dirinya yang bisa diperolehnya, membuat para penyidik hanya memiliki foto-foto kabur yang berasal dari masa sebelum perang.
Petunjuk-petunjuk menjadi tak jelas dan beberapa dianaranya ternyata menyesatkan. Mossad juga harus menghadapi petunjuk-petunjuk lain yang simpang-siur, seperti laporan yang tersebar luas bahwa Eichmann menjadi eksekutif suatu perusahaan minyak di Kuwait.
Beberapa orang agen senior merasa cemas bahwa meeka hanya mengahmbur-hamburkan uang dan tenaga Mossad yang sangat terbatas. Sebagai organisasi kecil, mereka benar-benar ditekan untuk melanjutkan perburuan terhadap Eichmann sambil tetap memperhatikan perkembangan-perkembangan militer dan politik di Suriah, Mesir dan Negara-negara arab lainnya.
Tetapi pencaharian tetap dilanjutkan. Isser si kecil sudah memutuskan.
Pada desember 1959, beberapa orang agen Mossad mengenali Eichmann sebagai seorang yang menggunakan namaa Ricardo Klement. Ia mengusahakan perusahaan binatu yang kini sudah bangkrut. Setelah melacak puteraanya, kelompok ini berhasil melacak rumah tempat tinggal keluarga Eichmann di jalan Garibaldi, di wilayah San Fernndo, bagian kota Buenos Aires yang rendah letaknya. Mereka terus-menerus menyelidiki rumah itu, memotretnya dari segala sudut menggunakan kamera berlensa tele,  membuat catatan mengenai tak adanya pagar, pintunya yang terbuat dari papan serat, dan dinding-dindingnya yang tidak diplester. Mereka mengamati kebiasaan-kebiasaan orang berkacamata yang mulai botakk dan tinggal di sana bersama seluruh keluarganya. Mereka merasa sangat yakin bahwa orang itu adalah Eichmann. Kini yang mereka butuhkan adalah bukti positif akan jati dirinya.
Akhirnya pada 21 Maret 1960, para agen itu memperoleh buktinya.
Sore itu, Ricardo Klement turun dari bis dan berjalan pelahan-lahan kerumahnya. Tanganya menggenggam serangkai bunga.
Sambil membungkuk di bawah kawat yang menjadi penanda luas tanahnya, Klement menyerahkan rangkaian bunga itu kepada seorang wanita yang menyambutnya dengan hangat di muka pintu. Putra bungsu pasangan suami-isteri ini, yang biasanya berpakain asal-asalan atau bemain tanpa busana di taman, kini telihat rapih dan elok.
Sesudah itu, dari balik tirai rumah yang tertutup rapat, terdengar gelak tawa suatu perayaan.
Perayaan apa ini? Salah seorang mata-mata melihat dokumen yang dibawanya. Ia mendapati bahwa 21 maret adalah hari perayaan perkawinan perak Eichmann.
Lenyaplah segala keraguan yang tersisa mengenai jati diri Eichmann yang sebenarnya. Ia adalah Adolf Eichmann.
Pengejaran ini berlangsung dengan baik.
Tak lama sesudah agen-agennya memastikan jati dii Eichmann, Isser memutuskan untuk pergi ke argentina dan memimpin sendiri usaha penangkapan itu. Di kemudian hari, ia berkata, “operasi penangkapan itu adalah yang terumit dan tersulit dari operasi-operasi yang pernah dilakukan Mossad. Saya merasa perlu memimpin operasi itu langsung di tempat”.
Salah seorang agennya yang memiliki pemahaman yang agak berbeda : “Isser tak tahan untuk tidak pergi. Ia merasa harus berada di sana.”
Persiapan-persiapan mulai dipercepat. Isser dan anak-anak buahnya menyusun suatu rencana untuk menangkap Eichmann dan menerbangkannya keluar Argentina dengan dokumen-dokumen palsu. Seluruh rinciannya dikerjakan dengan rapid an segala kemugkinannya diperiksa dengan seksama. Penyesuaian-penyesuaian kecil dibuat sesuai informasi yang diberikan oleh kelompok yang berada di Argentina, yang sekarang ini sedang membayang-bayangi seluruh gerak-gerik Eichmann.
Setiap orang dalam misi penangkapan ini dipilih sendiri oleh Isser Harel dari mata-matanya yang paling handal. Semuanya pernah ikut serta dalam operasi-operasi di luar negeri bersama “Bos” mereka. Semuanya pernah mempertaruhkan nyawa di Arab dan Negara-negara lainnya.
Mengetahui bahwa misi ini begitu sulit dan berbahaya, Isser bersikeras tak mau menunjuk orang : Setiap agen ditanyakan kesediaannya untuk menjadi sukaelawan.
Ternyata, menurut salah seorang anggota Mossad, “Tak seorangpun perlu ditanya hingga tiga kali.’
Pemimpin kelompok ini adalah seorang anggota pasukan komando yang lahir di Israel dan sudah ikut berperang sejak usia sangat masuh muda, yaitu dua belas tahun. Ia pernah membantu membebaskan banyak imigran gelap yahudi dari suatu kamp pengasingan dan ikut dalam pemboman radar Inggris di gunung Karmel yang “Sulit dimasuki”. Setelah terluka dalam kontak senjata dengan para perampok Arab, ia menjadi pengintai dan masuk dinas rahasia yang dipimpin Isser.
Anggota-anggota lainnya terdiri atas orang-orang yang selamat dari pengejaran Nazi. Mereka telah melihat saudara, saudari,ayah, ibu mereka diseret ke kamp konsentrasi dan tak pernah kembali.
Beberapa orang merupakan satu-satunya yang selamat dari keluarganya yang telah dibantai.
Salah seorang diantara mereka bernama Shalom Dani (artinya “Pandai Besi”). Ia dibesarkan di Ghetto (suatu wilayah khusus di kota-kota eropa, tempat orang-orang yahudi diharuskan tinggal) dan kemudian berpindah-pindah dari satu kamp ke kamp yang lainnya sesudah Nazi menyerbu Hungaria, negeri asalnya. Ayahnya dikirim ke Bergen-Belsen (adalah salah satu kamp konsentrasi Nazi di wilayah dataran rendah Saksen) untuk  dibunuh di kamar gas.
Bahkan setelah dibebaskan sesudah perang berakhir, Dani masih dikurung lagi ketika kapal perang inggris mencegat kapal imigran gelap yang ditumpanginya dalam perjalanan menuju Palestian. Hari-hari masa mudanya yang tersisa di habiskan di Syprus, kali ini di kamp pengasingan inggris yang ada di pulau itu (berdasarkan kebijakan White Paper, inggis berusaha membentuk Palestina menjadi Negara multinasional dan menghalangi orang-orang yahudi memasuki palestina.
Dan kini Dani bertugas menyediakan dokumen-dokumen bagi anggota-anggoota lainnya, serta Eichmann untuk mempermudah usahamenghilangnya dari Argentina.
orang aggota lainnya serta Eichmann untuk mempermudah usahanya “menghilangkannya” dari Argentina.
Seorang anggota lain yang dipilih Isser telah kehilangan saudari dan tiga anaknya di tangan Nazi. Ketika mendengar kematian mereka, ia bersumpah suatu saat kelak ia akan membalas dendam.
Isser memilihnya untuk menjadi orang harus menyergap Eichmann dan mendekapnya.
Air matanya bercucuran ketika ia ditanyai kesediaannya menjadi sukarelawan.
“Jangan coba-coba tak mengajak saya,” itulah satu-satunya kalimat yang diucapkannya waktu itu.
Seoorang lainnya adalah bekas anggota Hanokmin : Ia penah ikut dalam aksi pembunuhan bekas-bekas anggota Nazi sesudah berperang dengan tentara Inggris di Italia. Satu-satunya hal yang disesalkannya adalah bahwa ia hanya berperan sebagai pembantu bukan orang pertama yang menjatuhkan tangan pada diri Eichmann.
Seluruh anggota kelompok ini berjumlah lebih dari tiga puluh orang. Lebih kurang dua belas termasuk dalam kelompok “Aktif” dan sekitar dua puluh orang lainnya bertugas sebagai pembantu-pembantu di Argentina..
Buenos Aires
Tak satu hal pun dibiarkan berjalan tanpa rencana. Untuk menjamin agar tak terjadi masalah dengan dokumen-dokumen, keersediaan pesawat, surat keterangan kesehatan, tanda pengenal, dan lain sebagainya, Mossad mendirikan biro perjalanan kecil di suatu kota di eropa (hingga kini, kota itu masih dirahasiakan).
Kewaspadaan juga harus diperhatikan agar tidak timbul kesan bahwa kelompo ini terorganisasii dan dikirim dari Israel karna pasti aka nada dampak-dampak politis serius jika operasi ini gagal. Rakyat Argentina pasti akan sangat marah jika mereka tahu bahwa orang Israel melanggar kedaulatan mereka dengan menangkap seseorang di ibukota Negara mereka.
Tetapi Isser tidak punya pilihan lain. Ia tahu dengan sangat baik bahwa jika ia memberitahukan hal ini kepada polisi Argentina, tak ada jaminan bahwa Eichmann akan ditahan, apalagi diibawa ke pengadilan. Sangat banyak simpatisan-simpatisan Nazi yang sangat berpengaruh di amerika latin. Bagaimanapun benua amerika sejak dulu telah menjadi tempat suaka bagi orang-orang yang melarikan diri dari eropa, baik para perampok bank biasa, emigran-emigran politik yang idealis, maupun penjahat-penjahat Nazi yang paling kejam.
Operasi ini dimulai pada akhir april. Para agen terbang ke Buenos Aires pada tanggal-tanggal yang berlainan dari berbagai penjuru dunia, tak ada yang berangkat berdua dari negara yang sama dan hanya beberapa orang yang berngkat dari Negara yang sama. Mereka segera menyewa “Aman” untuk dijadikan pangkalan operasi mereka dan beberapa mobil yang setiap hari mereka ganti-ganti agar tidak menarik perhatian.
Sudah diatur sebelumnya bahwa si tahanan aka dibawa dari Argentina dengan pesawat El Al yang akan terbang ke Buenos Aires untuk mengangkut delegasi Israel yang hendak menghadiri perayaan peringatann 150 tahun kemerdekaan Argentina.
Pada 11 mei, semua sudah siap. Sudah diputuskan bahwa pada hari itu, Eichmann  akan disergap ketika kembali ke rumah pada senja hari akan langsung dibawah ke salah satu rumah “aman” yang di sewa orang-orang Israel.
Operasi ini adalah operasi klasik.
Pada pukul 7:34, dua mobil diparkir di jalan Garibaldi, mobil yang satu kapnya dibuka dan dua orang mata-mata sedang sibuk mempelajari apa yang menyebabkan mobil mereka mogok di belakang tempat duduk terdapat seorang lagi yang siap melompa keluar.
Di dekat mobil lainya, lebih kurang duapuluh tujuh meter jauhnya dari mobil pertama, seseorang sedang memeriksa mengapa motornya tidak bisa jalan.
Eichmann biasanya pulang dengan menumpang bus yang menurunkannya pada pukul 7:40. Mereka hendak menyergapnya ketika ia sedang berjalan menuju rumah.
Pada pukul 7:40 ada bus berhenti.
Eichmann tak menumpang bus itu.
Keadaan semakin tegang. Para agen memutuskan untuk menunggu bus berikutnya dengan perkiraan bahwa Eichmann mungkin terlambat untuk menumpang bus yang biasa ia naiki. Tetapi ia juga tidak ada pada bus kedua.
Ia pun tak ada pada bus ketiga, apa ia sudah mencium rencana penangkapannya??
Para agen terpaksa mengadakan rapat kilat. Jika mobil mereka masih di tempat itu lebih lama lagi, pasti akan menimbulkan kecurigaan. Hal ini akan menghancurkan seluruh misi mereka. Tetapi mereka sudah terlalu jauh bertindak untuk mundur begitu saja. Merepun menunggu sebentar lagi….
Tepat pukul 8.00, ada lagi bus yang muncul. Ketika bus itu berhenti, seorang priia turun. Ketika ia berjalan perlahan-lahan menuju tempat para agen, mereka pun mengenali bahwa inilah orang yang mereka cari.
Dalam diam mereka menantikan Eichmann berjalan terus hingga tiba di tempat yang sudah di tentukan.
Tiba-tiba, Eichmann disilaukan oleh cahaya lampu yang sangat terang. Dua orang datang menyergapnya dan ia sempat berteriak panik satu kali. Sebeum ia berteriak lagii, ia sudah dilemparkan ke tempat duduk belakang salah satu mobil dan kepalanya di jepit di antara kedua lutut seorang anggota Mossad.
Ia diikat dan mulutnya disumbat. Pelindung mata berkaca gelap dikenakan pada matanya agar ia tidak bisa mengenali para penculiknya serta tak mengetahui ke mana ia di bawah. Ia ditutupi selimut dan dibaringkan di lantai mobill.
Salah seorang anggta Mossad membungkuk dan berkata kepadanya dalam bahasa jerman : Jika bergerak sedikit saja, kamu akan di tembak”
Di kemudian hari, Eichmann mengatakan bahwa ia sama sekal tak meragukan keseriusan ancaman itu.
Satu jam setelah penangkapannya, Eichmann sudah terbaring dengan mata tertutup di atas tempat tidur pada suatu rumah di sisi lain kota Buenos Aires. Salah satu kakinya diikatkan pada ranjang. Pakaiannya ditanggalkan dan ia dipakaikan piama yang baru dibeli.
Berdasarkan laporan-paoran dimasa perang, para penculik ini berharap bisa menemukan nomor SS yang dirajah pada tempat yang biasanya, yaitudibawah ketiak. Namun yang ada di sana hanya parut bekas luka. Eichmann menjelaskan bahwa ketika tertangkap orang amerika selama beberapa hari sesudah perang, ia berusaha menghilangkan nomor itu dengan silet.
Orang-orang Mossad memeriksa tanda-tanda diri yang Eichmann  yang lainnya satu demi satu dan mendapati bahwa tanda-tanda itu cocok dengan data-data yang mereka miliki.
Diluar dugaan, Eichmann membantu mereka dengan sukarela, lenyap sudah kesombongan seorang perwira SS yang pernah mengepalai ratusan bawahan yang siap melaksanakan perintahnya. Kini, ia merasa takut dan gugup hingga kadangkala, sangat bersemangat untuk membantu. ia menceritakan apa pun yang perlu diketahui para penculiknya.
“Nomor Anggota Partai Sosialis (Nazi) saya adalah 889895”.
“Nomor SS saya 45326 dan 63752”
“Nama saya Adolf Eichmann”
Para agen Mossad tidak bisa mempercayai bahwa orang yang penampilan biasa-biasa saja ini yang bertangungjawab akan ratusan ribu nyawa orang yahudi. Di kemudian hari, beberapa agen menggambarkannperasaan yang nyaris menyerupai penyakit fisik. Salah satu dari saat-saat paling buruk adalah ketka tahanan mereka mulai mengucapkan Sh’ma Israel dalam bahasa ibrani yang fasih, yang merupakan salah satu doa paling kudus dari seluruh doa orang-orang Israel. “Dengarlah hai orang Israel : Tuhan itu alah kita, Tuhan itu esa ….”
Eichmann menjelaskan bahwa ia mempelajari bahasa ibrani dari seorang Rabi (alim ulama agama yahudi).
Seminggu lamanya Eichmann disekap di kamar itu dan dijaga selama dua puluh empat jam sehari.
Orang-orang Israel tidak pernah membiarkannya luput dari pandangan mata. Mereka menyertainya walaupun hanya pergi ke WC yang terletak di ruang sebelah. Lampu kamarnya dihidupkan sepanjang hari, satu-satunya jendela yang ada di sana  sudah di tutupi tirai tak tembus caaya yang di pakukan ke dinding. Di garasi, terdapa satu mobil yang siap berangkat jika tempat ini di ketahui orang.
Selama seminggu, agen-agen Mossad mengiterogasi buronan mereka atas perintah Isser untuk mengetahui dengan sepasti-pastinya bahwa ia memang Eichmann.
Sesekali, si bekas Nazi ini nyaris merasa panik membunuhnya. Untuk yakin bahwa para penculiknya berniat membunuhnya. Untuk beberapa lama, ia menolak makan karena takut makanan itu sudah di bubuhi racun. Ia bersikeras agar makanan itu dicicipi dulu olehh seseorang.
Mana penahanan selama seminggu yang merasa lama itu juga merupakan cobaan berat bagi setiap agen Israel. Kehadiran Eichmann membuat mimpi buruk pebunuhan keluarga mereka atas perintah Nazi muncul kembali dalam benak mereka. Bahkan yang paling tahan diantara mereka pun terpaksa meninggalkan rumah sesekali untuk berjalan-jalan. Ketika Isser melihat ketegangan macam apa yang mereka alami, ia menyuruh mereka untuk pergi bergantian “Melihat-lihat” suasana kota Buenos Aires.
Meskipun demikian, agen-agen tangguh yang telah membunuh orang dalam tugas pun terpaksa menutupp wajah dengan tangan ketika air mata tiba-tiba mengalir  pada waktu-waktu yang tak terduga.
Agen yang bertugas memasak makanan Eichmann, yang terdiri atas sup, telur, daging ayam rebus dan kentang giling, mengaku bahwa ia pernah tergoda untuk meracuni makanan orang yang sudah bertindak laksana malaikat maut terhadap sekian banyak orang Yahudi.
Tetapi sebagaimana yang telah diperkirakan Isser, mereka tetap menjaga disiplin. Tak sia-sia ia telah memilih mereka dengan sangat hati-hati setelah mempelajari seluruh catatan tindakan mereka ketika berada dalam tekanan waktu melaksanakan operasi.
Ketika Isser sendiri melihat Eichmann untuk pertama kalinya (empat hari sesudah penangkapannya), si tawanan sama sekali tak membuat Isser tampak marah atau muak. “Yang dapat saya ingat waktu itu adalah bahwa ia tampak biasa-biasa saja.” Tak sedetikpun ia membiarkan emosi mengacaukan otaknya yang sedang memikirkan cara melaksanakan babak berikutnya “keluar” dari Argentina.
Isser Harel telah menduga bahwa keluarga Eichmann takkan langsung pergi ke polisi setelah mereka mengetahui bahwa ia hilang. Jika mereka mengatakan bahawa Eichmann mungkin diculik, keluarga itu harus menerangkan bahwa Ricardo Klement sebenarnya adalah orang yang berbeda sama sekali. Seluruh dunia pasti akan gempar jika Eichmann terpampang pada tajuk utama surat—surat kabar. Mungkin hal ini akan membuat hukuman mati di percepat.
Kepala Mossad ini sudah menduga bahwa begitulah tanggapan keluarga bekas Nazi ini. Mereka menelon rumah—rumah sakit dan klinik-klinik untuk menanyakan apa ia mengalami kecelakaan, namun mereka tak melaporkannya ke polisi. Sebaliknya mereka hanya meminta bantuan teman-teman dan simpatisan.
Dalam hal ini pun dugaan Isser teryata terbukti. Ia memperkirakan bahwa orang-orang bekas Nazi lainnya, yang juga sedang besembunyi, takkan membantu Eichmann. Dan ia memang benar. Hamppi seluruhnya melarikan diri ke berbagai penjuru benua Amerika. Beberapa orang malah pergi ke Eropa, merasa takut kalau-kalau kelompok yang telah menangkapp antek Hitler ini sedang melacak jejak mereka. Mereka tahu benar siapa yang sedang memburu mereka. Hanya orang-orang Israel saja yang mau repot-repot mencari mereka ke Amerika Latin.
Di kemudian hari, putera Eichmann, Nicholas mengakui : “Para sahabat ayah saya yang bekas annggota Nazi segera melarikan diri, hamper seluruhnya pergi ke Uruguay untuk bersembunyi. Kami tak pernah mendengar tentang mereka lagi.”
Joseph Mengele (seorang perrwira SS dan dokterr Nazi di kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau, percobaan-percobaannya terhadap manusia membuatnya dikenal sebagai si Malaikat Maut.). seorang pejabat tinggi Nazi yang namanya juga tercantum dalam daftar hitam Mossad, pun diketahu berada di Buenos Aires waktu itu. Namun, penangkapan Eichmann memberikan peringatann kepadanya untuk melarikan diri sehingga harapan Mossad untuk menangkapnya, walapun sedikit, juga tak terpenuhi.
Mengele memiliki alasan kuat untuk melarikan diri. Eksperimen-eksperimen medisnya yang tersohor keji terhadap wanita dan anak-anakk di kamp Auschwitz, dilaksanakan tanpa menggunakan pembiusan. Mengele-lah yang memerintahkan seluruh tawanan yang baru tiba di kamp konsentrasi ini untuk berbaris, kemudian memilih siapa saja diantara mereka yang harus dijadikan bahan mentah percobaan di kamar operasi.
Penyelundupan Eichmann keluar Argentina sudah di rencanakan dengan matang jauh hari sebelumnya. Seorang agen mengunjungi suatu rumah sakit di Buenos Aires dan berpura-pura menderita geger otak karena suatuu kecelakaan. Setiap hari ia dikunjungi oleh seorag “Kerabatnya” (Seorang Dokter Mossad) yang memberitahukan cara menggambarkan gejalah-gejalah penyakit ini kepadanya. Menurut rencana, kesehatan pasien ini mulai pulih perlahan-lahan namun pasti.
Pada pagi hari tangggal 20 mei, si pasien sudah cukup sehat hingga para dokter mengizinkannya meninggalkan rumah sakit. Mereka membekalinya dengan surat keterangan medis dan menurutii permintaan si pasien, mereka juga memberikan izin tertulis untuk terbang kembali ke negeri asalnya Israel.
Segera setelah si pasien keluar dari rumah sakit, surat-suratnya diambil dan foto serta rincian pribadinya diganti dengan milik Eichmann. Ketika itu, si bekas Nazi menjadi sangat patuh, bahkan sampai menandatangani suatu dokumen tentang identitasnya yang sebenarya dan menyatakan bahwa ia siap berangkat ke Israel diadili disana : “Saya membuat pernyataan ini ats kehendak bebas saya sendiri, saya tidak dijanjikan apa pun seta tak diancam sedikitpun. Saya ingin agar pada akhirnya saya mencapai ketenangan batin. Saya yakin bahwa saya akan menerima bantuan hukum”.
Kemudian setelah tiba di Israel, ia berkata :
“Penangkapan saya berlangsung dengan baik dan sedemikian rapi serta terencana. Orang-orang yang menangkap saya begitu mengekang diri dan tidak menyakiti tubuh saya. Saya bisa berkata seperti ini karena saya sendiri berpengalaman dalam masalah-masalah kepolisian dan intelejen”
Saat-saat kritis ketika menyelundupkan Eichmann melewati petugas ppabean, pemeriksa passport, dan jaringan keamanan bandaradan duduk di sana sepanjang hari. Ratusan polisi, tentara dan staf bandara yang menggunakan kantin itu pasti akan terheran-heran jika mereka sampai mengetahui bahwa orang pendek yang wajahnya tidak menarik perhatian itu sedang memberi perintah dan mempertimbangkan laporan-laporan kemajuan pekerjaan para mata-mata yang datang dan pergi silih berganti sejak dini hari sampai larut malam.
 Di samping Isser, tepa di depan hidung para pejabat Buenos Aires, Shalom Dani duduk membuat penyeelesaian akhir paspor-paspor palsu dan memeriksa seteliti mungkin apakah dokumen-dokumen yang diserahkan kepadanya benar-benar sudah dibubuhi cap “Resmi” pemerintah Argentina.
Sementara itu, Eichmann dimandikan sebersih—bersihnya, dan jenggot serat kumisnya dicukur, lalu dikenakan pakaian seragam  awak pesawat El Al. menggunakan jarum khusus, seorang dokter Mossad menyuntik semacam obat bius ke tubuh Eichmann untuk melemahkan daya kerja panca indranya sehingga ia sama sekali tak sadar akan apa yang berlangsung di sekitarnya, namun cukupp sadar untuk berjalan jika dibantu oleh dua orang di sisi kanan dan sisi kirinya.
Pengadilan Eichmann
Si tawanan sangat membantu mereka, bahkan memperingatkan para penculiknya bahwa mereka lupa mengenakan jaket awak pesawat padanya. “Hal ini akan menimbulkan kecurigaan karena saya akan sangat berbeda dari awak lainnya yang berpakaian lengkap” demikian kuliah singkat Eichmann.
Sambil duduk di mobil kedua dari tiga mobil yang semuanya mengangkut “Awak Pesawat”, Eichmann diantar ke jalan masuk khusus bagi para staf lapangan terbang. Ketika ketiga mobil itu mendekati gardu jaga, semua penumpang di mobil pertama menyanyi dan tertawa keras. Pengemudi mobil itu, yang tamppaknya agak malu, menjelaskan kepada para penjaga keamanan bahwa mereka sangat menikmati hiburan malam di Buenos Aires hingga hampir lupa bahwa mereka harus terbang kembali ke Israel malam ini. Melihat orag-orang yang masih tertidur, para penjaga kemanan bergurau dengaan mengatakan bahwa dalam kondisi seperti ini mereka takakan bisa menerbangkan pesawat.
“Mereka tak jadi masalah,” kata si pengemudi mobil. Mereka hanya awak pembantu dan boleh tidur di pesawat.” Mereka berdua saling mengedipkan mata sebagai tanda perpisahan. Sambil tersenyum, penjaga keamanan itu member isyarat kepada ketiga mobil itu untuk lewat. Ia juga menunjukan kepada salah seorang kawannya ketiga orang yang duduk berrhimpit-himpitan di kursi belakang mobil dengan mata tertutup. Buenos Aires rupanya sangat mengesankan bagi mereka!
Dua awak pesawat bertubuh tegap “Membantu” Eichmann meniti tangga pesawat dengan memegang lengan kiri dn kanannya. Terjadi sesuatu yang menakutkan ketika seorang petugas bandara berniat membantu mereka dengan mengarahkan lampu sorot ke The Britannia untuk menerangi tangga.
Eichmann di seret masuk ke pesawat dan ditempatkan di kursi dekat jendela kelas satu pesawat. Di sekelilingnya, duduk para “awak” yang semuaanya berpura-pura tertidur lelap. Kemudian kapten pilot mematikan lampu kabin kelas satu. Satu demi satu, para awak melewati pabean dan pemeriksaan paspor. Segaalanya berjalan lancer.
Akhirnya Isser pun menunjukan surat-suratnya lalu naik pesawat.
Mereka telah siap untuk lepas landas.
Tiba-tiba, sejumlah orang yang tampaknya ppetugas penting berlari-lari dari salah satu terminal kearah pesawat. Isser dan orang-orang tertegun.
Apa pun yang dikehendaki para petugas itu, mereka sudah terlambat. Dengan bunyi mesin yang menderum, pesawat pun meluncur dengan cepat. Mereka pun lepas landas.
Jarum sudah menunjukan pukul 24 lewat lima menit.
Suasana agak tenang. Para awak peswat diberitahu siapa sebenarnya “Penumpang” peswat itu dan dokter memeriksa Eichmann untuk mengetahui apakah suntikan obat bius dengan dosis yang tak begitu tinggi itu tidak benar-benar tak membahayakan dirinya. Semuanya beres. Semua orang duduk dengan tenang selama 22 jam penerbangan ke Israel.
Tetapi, drama masih belum berakhir.
Mekanik pesawat itu dilahirkan di polandia. Ketika ia berusia sebelas tahun, salah seorang serdadu Jerman menekankan sebilah belati kelehernya, lalu melemparkannya ke bawah tangga. Setelah itu, ia bersembunyi di rumahnya ketika orang-orang Jerman mengumpulkan seluruh orang yahudi di kotanya dan membunuh mereka. Ia menggunakan cara yang sama ketika meloloskan diri agar tak diseret ke Treblinka (Treblinka merujuk kepada dua tempat di Polandia yang letaknya berdekatan. Treblinka I adalah kamp kerja paksa dan Treblinka II adalah kamp pembantaian. Keduanya milik Nazi). Akhirnya ia dan keluarganya ditangkap dan di bawa ke kamp kerja paksa. Ketika mereka tiba disana, orang-orang tua dan anak-anak di bunuh. Salah seorang dari anak-anak itu adalah adiknya sendiri yang berusia enam tahun. Ia melihat adiknya diseret pergi.
Mekanik ini sudah beberapa kali akan dibunuh namun selalu berhasil meloloskan diri. Pada suatu hari, ia dipaksa untuk melihat komandan kamp mencungkil mata orang-orang yang kedapatan mencuri makanan.
Benar-benar suatu mujizat bahwa ia bisa melewati masa perang dengan selamat.
Ketika si mekanik mengetahui bahwa penumpang itu adalah Eichmann, ia tidak dapat menguasai diri. Setelah ia tenang kembali, barulah para agen Mossad mengizinkannya duduk berhadap-hadapan dengan Eichmann. Ia duduk di sana memandangi Eichmann sambil menangis dalam hati. Tak lama kemudian, ia pun berdiri dan berjalan menjauh.
Dua puluh empat jam setelah meninggalkan Buenos Aires, pesawat El Al mendarat di bandara Lydda, Israel.
Isser segera pergi ke kantor Ben-Gurion. Untuk pertama kalinya dalam hidup, ia mengucapkan lelucon yang bersifat ironis : “Saya membawa oleh-oleh kecil untuk anda.”
Selama beberapa detik, Ben-Gurion terperangah. Ia tahu bahwa Isser sedang melacak jejak Eichmann, namun ia sama sekali tak menyangka bahwa Isser sudah sedemikian dekat dengan buruannya.
Isser telah pergi selama dua puluh tiga hari. Ketika ia kembali ke rumah malam harinya. Rivkah isterinya, bertanya kepadanya kemana saja ia pergi.
”Ke suatu tempat”, hanya itu jawaban Isser.
Tetapi Rivkah mengetahui lebih banyak pada keeseokan harinya, ketika Ben-Gurion mengucapkan pidato singkat namun penting di hadapan Knesset (badan legislative Israel).
David Ben-Gurion
“Saya hendak mengumumkan bahwa beberapa waktu lalu, tempat persembunyian salah seorang penjahat Nazi terbesar, yaitu Eichmann, telah ditemukan oleh Dinas Rahasia Israel. Ia bersama para pemimpin Nazi lainnya, bertanggungjawab atas apa yang mereka sebut sebagai “Pemecahan Akhitr terhadap masalah bangsa Yahudi” yaitu pembantaian enam juta orang Yahudi yang bermukim di eropa.
Kini, Adolf Eichmann sudah berada di salah satu penjara Israel, dan tak lama lagi akan dibawa ke hadapan pengadilan Israel …..
Suara Ben-Gurion bergetar penuh emosi.
Ketika Ben-Gurion berbicara, seluruh anggota Knesset, baik pria maupun wanita, menoleh ke tempat duduk orang-orang yang bukan anggota. Isser duduk disana, menampilkan dirinya di hadapan orang banyak, sesuatu hal yang jarang dilakukannya.
Tak seorangpun perlu diberitahu lagi siapa yang berada di balik drama penangkapan Eichmann.
Di saat-saat kemenangan dan kegembiraan terbesarnya, Isser duduk tenang bagai patung. Matanya yang biru memandang lurus ke depan. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
Sejak itu, bahkan dalam percakapan pribadi, tak seorang pun menyebutnya sebagai Isser “Si Kecil” lagi.

1 comment:

  1. manusia takkan dapat lari dari kesalahan yang perna dibuatnya.... menabur angin menuai badai......

    ReplyDelete

Trima kasih atas Kunjungannya..... Tolong..... tinggalkan komentar/pesan agar saya dapat belajar dan belajar, sehingga kelak blog ini dapat bermanfaat.....